Pati, NU Online
Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, bersyukur adalah keharusan atas apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita sebagai umat Muslim. Kenyataannya, akhir-akhir ini yang terjadi justru krisis syukur. Krisis syukur terjadi karena banyak orang yang tidak merasa dan tidak menyadari mendapat anugerahnya Allah.
Ā
Selain itu, dalam acara Silaturrahim Alim Ulama dan Warga NU di lapangan Tiwongso, Sokopuluhan Pucakwangi, Pati, Rabu (15/8),Ā Gus Mus menyatakan setidaknya ada empat macam alasan mengapa kita harus bersyukur.
Ā
Pertama, bersyukur karena Allah telah menciptakan kita menjadi manusia. Ini merupakan anugrah Allah SWT yang amat luar biasa. Karena kita diciptakan sebagai manusia dapat berpikir, merasa dan mengespresikannya. Sebab, sebenarnya Allah SWT juga menciptakan makhluk lain yang tak bisa apa-apa. Seperti batu, kerikil dan seterusnya. Mereka ini merupakan makhluk-makhluk Allah SWT yang tak berdaya. Tak bisa bepikir dan tak bisa merasa.
Ā
Ada juga makhluk Allah yang yang diciptakan Allah SWT bisa berpikir dan merasa, akan tetapi tidak bisa mengekspresikannya. Makhluk ini bernama tumbuhan. Lalu, Allah SWT juga menciptakan makhluk yang bernama hewan. Mereka mampu berpikir, merasa juga mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya tapi tidak sempurna.
"Bersukurlah kita diciptakan Allah SWT menjadi manusia," ujar Kiai Asal Rembang ini, "Cara bersyukur karena menjadi manusia yaitu tetap menjadi manusia. Dengan menjaga kewarasan akal dan nurani," papar Mbah Mus.
Ā
Kedua, kita bersyukur karena Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin kita. Karena Allah mengangkat pemimpin kita dari kalangan manusia yang paling manusia. Sebab Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling manusia, manusia yang mengerti manusia dan menuasia yang paling memanusiakan manusia.
Ā
Nabi Muhammad sangat mengerti karakteristik umatnya. Dari yang model dan tingkatannya PAUD, TK, MI, MTS, MA atau perguruan tinggi. Makanya hadis Nabi yang jumlahnya ribuan itu isinya bermacam-macam. Tidak ada perintah Kanjeng Nabi yang memberatkan sedikitpun. Nabi juga pemimpin yang tidak hanya memerintah saja, namun juga memberikan teladan.
Ā
"Cara bersyukur sebagai umatnya Nabi Muhammad SAW dengan kita memperkenalkan dan menunjukkan akhlak Nabi Muhammad SAW kepada lingkungan sekitar kita," terang pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin tersebut
Ā
Ketiga, bersyukur karena kita diciptakan Allah SWT menjadi orang Indonesia. Mbah Mus memperbandingkan kondisi Indonesia dengan luar negeri khusunya dengan Mesir. Di Mesir ada empat musim yaitu panas, gugur, semi dan dingin. Musim yang paling mirip di Indonesia ialah musim semi. Selain musim semi, sangat ekstrim semua. Rasanya seperti mendapat adzab Allah.
Ā
Tak hanya itu, bahkan dulu seorang Grand Syekh Mesir, Syekh Saltut saat berkunjung ke Indonesia juga memuji Indonesia. Indonesia dikatakan bagai negeri potongan dari surga. Bagaimana mungkin kita tidak bersyukur?
Ā
"Cara kita bersyukur sebagai orang Indonesia yaitu dengan merawat Indonesia. Menjaga persatuan dan kesatuan serta tetap ber-Ketuhanan yang Maha Esa. Seperti yang tertera dalam pancasila," jelas kiai sekaligus budayawan ini
Ā
Keempat, bersyukur karena kita diciptakan Allah SWT menjadi orang NU. Karena NU merupakan organisasi yang didirikan oleh orang-orang muklisĀ yang tidak punya kepentingan apa-apa. NU didirikan bukan hanya untuk berkhidmat kepada masyarakat NU saja, tetapi untuk masyarakat Indonesia.
Ā
"Bersyukur sebagai orang NU yakni dengan tetap menjaga khittah Nadlatul Ulama. Di antaranya yakni dalam sikap kemasyarakatan warga Nahdaltul Ulama dan para pengurusnya yang terpenting sak madya. Artinya tidak berlebih-lebihan. Suka dunia, partai, pasangan sekadarnya saja," pungkas Mbah Mus. (Ahmad Solkan/Abdullah Alawi)
Ā