Nasional

Gus Mus Kenang KH Muslich, Berperilaku Al-Qur’an dan Rasulullah

NU Online  ·  Ahad, 20 Januari 2019 | 14:00 WIB

Jakarta, NU Online
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang karib disapa Gus Mus mengungkapkan tentang sosok KH Muslich yang ketika hidupnya memperlakukan manusia sebagaimana mestinya, yakni memuliakan dan memanusiakan manusia. Menurut Gus Mus, kini jarang orang-orang berperilaku seperti itu. 

Demikian diungkapkan Gus Mus ketika mengisi taushiyah pada Haul ke-20 KH Muslich di Perguruan Diponegoro Jalan Sunan Giri, Masjid Jami’ Al-Hidayah Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (19/1).

“Sekarang ini orang yang memanusiakan manusia seperti itu (KH Muslich, red.) sudah jarang. Mempertahankan kemanusiaannnya saja sudah jarang, apalagi memanusiakan manusia. Beliau (KH Muslich) ini memanusiakan manusia, tidak pandang bulu, asal dia manusia, dimuliakan, karena Allah memuliakan manusia,” kata Gus Mus.

Atas keprihatinannya tersebut, Gus Mus berharap para ulama dapat memberikan pemahaman ajaran Islam kepada orang-orang yang awam dengan cara menampilkan suri tauladan yang baik, yakni sesuai dengan isi Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad. 

“Beliau (KH Muslich) itu tampilkan apa yang beliau pahami di Al-Qur’anul karim. Beliau tampilkan ajaran rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: kemanusiaannnya, kasih sayangnya, memanusiakan manusianya. Itu kita jadi melihat itu, kita yang tidak begitu paham Al-Qur’an, itu tahu, ‘oh ini perilaku Qur’an ini seperti ini,” imbuhnya.

Bukan sebaliknya dengan membuat masyarakat menjadi bingung karena perilakunya tidak sesuai dengan yang dipraktikkan Nabi Muhammad Saw.

“Masyarakat jangan dibikin bingung. Kanjeng Nabi ke barat, sampeyan ke timur, padahal sampeyan sudah kadung disebut pewarisnya Nabi, ini kan repot. Ini pewaris Nabi, kok Nabi ke barat, dia ke timur, Nabi lembut, kok dia kasarnya kaya gitu, Nabi sering mendoakan baik kepada orang, kok dia sering melaknat orang, masyarakat bingung,” terangnya.

Menurut Gus Mus, jika pun kesulitan mengikuti perilaku seperti yang dilakukan Nabi Muhammad, setidaknya tidak melakukan hal-hal yang bertentangan perbuatan Nabi Muhammad.

Gus Mus berpendapat, mengajarkan kepada orang-orang awam melalui perilaku sehari-hari lebih efektif daripada berpidato.

“Itu akan lebih efektif untuk mengajak saudara-saudara kita daripada kita pidato seperti ini, pidato seperti saya ini. Pidato seperti ini, sampean bisa sambal ngantuk, bisa sambal macem-macem, tapi kalau melakukan sesuatu yang sesuai dengan ajaran mungkin tidak banyak kata, tidak banyak tausiyah, orang dengan mudah melihat,” jelasnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)