Nasional

Gus Mus Lukis 99 Asmaul Husna untuk Tingkatkan Imunitas

Rab, 1 September 2021 | 20:00 WIB

Gus Mus Lukis 99 Asmaul Husna untuk Tingkatkan Imunitas

Gus Mus saat Melukis 99 Asmaul Husna. (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengunggah video dirinya sedang melukis di akun pribadi media sosial, di instagram dan facebook. Ia melukis 99 asmaul husna yang mengelilingi sulaman lafadz basmalah dan dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Kegiatan melukis itu dilakukan setelah Gus Mus berjemur. Lukisan itu dibuat di atas kanvas dengan menggunakan cat yang dihadiahi Pelukis Nasirun.


“Berusaha Meningkatkan Imunitas. Sehabis berjemur, mencorat-coret kanvas. Eksperimen. Melukis 99 Asma-asma Agung (menggunakan cat ‘Amsterdairelief paint’ hadiahnya pelukis Nasirun) di sekeliling sulaman Basmalah,” tulis Gus Mus dalam unggahan video melukis di akun media sosial pribadinya, pada Selasa (1/9/2021) malam. 


Gus Mus melafalkan lafal basmalah dan menyebutkan satu per satu asmaul husna seraya melukiskannya. Saat berita ini ditulis, video melukis berdurasi 3 menit 14 detik yang diunggah di instagram @s.kakung memperoleh 14.166 tayangan, disukai 5.442 orang, dan 51 komentar. Sementara di facebook, video Gus Mus ini disukai 2.383, 58 komentar, dan 74 kali dibagikan.


Diketahui, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah ini dikenal sebagai pelukis. Sudah banyak karya lukisan yang ditampilkan di berbagai pameran. Bakat melukis Gus Mus ini sudah terasah sejak remaja, saat sedang mondok di Pesantren Krapyak, Yogyakarta. 


Ketika itu, ia sering keluyuran ke rumah-rumah pelukis. Salah satunya bertandang ke rumah sang maestro seni lukis Indonesia, Affandi. Ia seringkali menyaksikan langsung bagaimana Affandi melukis. Hal ini membuatnya ketika ada waktu luang, dalam batinnya sering muncul dorongan menggambar.


Bakat melukisnya semakin terasah saat kuliah. Gus Mus kian banyak belajar dari Affandi ketika bertemu di Mesir. Saat itu, Affandi sedang dikirim Pemerintah Jepang keliling dunia untuk melukis, termasuk ke Kairo, Mesir.


Sebagai mahasiswa, Gus Mus juga sempat menawarkan diri menjadi pemandu Affandi selama di Mesir. Hal itu lantas disetujui Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI). Jadilah ia menemani Affandi melukis di Mesir beberapa kali. Ia melihat sendiri Affandi melukis dengan beberapa asistennya.


Menurut Gus Mus, Affandi melukis seperti budayawan Zawawi Imron saat menulis puisi. Dikatakan, kedua seniman yang menginspirasi Gus Mus itu kerap seperti orang kesurupan karena semua yang ada di kepala akan spontan saja dituangkan dalam karya. 


Karya-karya lukisan Gus Mus


Pada akhir 1998, Gus Mus pernah memamerkan sebanyak 99 lukisan amplop, ditambah 10 lukisan bebas dan 15 kaligrafi. Pameran ini digelar di Gedung Pameran Seni Rupa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Kurator seni rupa, Jim Supangkat, menyebutkan, kekuatan ekspresi Mustofa Bisri terdapat pada garis grafis. Kesannya ritmik menuju zikir membuat lukisannya beda dengan kaligrafi.


Kemudian, pada awal Maret 2003 lalu, ia pernah menggelar pameran lukisan ‘Berdzikir Bersama Inul’ di Masjid Al Akbar Surabaya (MAS). Salah satu lukisan yang menggambarkan Inul tersebut sempat mengundang kehebohan masyarakat dan sempat terdapat ancaman pembakaran jika lukisan itu tidak diturunkan. Lukisan kontroversi yang memperlihatkan perempuan sedang berjoget di tengah para kiai bersurban itu sempat dihargai Rp75 juta. 


Selanjutnya pada September 2014, Gus Mus memamerkan beberapa karya lukisan seperti Hanya Lafal, Mulut-mulut, Pencitraan, O Islamku, Potret Diri, Sujud, Tuhan yang Akan Menolongku, Bismillah, dan Alif di Balairung Universitas PGRI Semarang, Jawa Tengah. Pameran ini digelar untuk menandakan 70 tahun usianya.


Pewarta: Aru Lego Triono 
Editor: Syakir NF