Nasional

Gus Yaqut Tegaskan Cinta Kader Ansor pada Negeri Bukan Demi Jabatan

Ahad, 25 April 2021 | 03:30 WIB

Gus Yaqut Tegaskan Cinta Kader Ansor pada Negeri Bukan Demi Jabatan

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor H Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Tangkapan layar Youtube)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor H Yaqut Cholil Qoumas mengajak seluruh kader se-Indonesia untuk terus melakukan kerja-kerja organisasi sebagai wujud cinta terhadap NKRI dan kiai tanpa sedikit pun meminta bayaran dan pamrih kedudukan. Baginya, kader Ansor akan tetap mencintai negeri, bukan karena ingin mendapatkan jabatan.


“Kita akan terus melakukan tanpa minta bayaran. Kita ikhlas melakukan ini karena kecintaan kita kepada negeri. Banyak yang meragukan memang, tapi biarkan saja orang ragu. Karena keyakinan itu paling ideal harus dimulai dari keraguan,” tutur Gus Yaqut dalam Peringatan Nuzulul Quran dan Hari Lahir ke-87 GP Ansor yang digelar secara terbatas pada Sabtu (24/4) malam.


“Jadi harus ragu dulu baru yakin. Kalau kita tidak meragukan sesuatu maka kita akan sulit meyakini sesuatu. Saya kira biar saja orang ragu karena kita melakukan ini karena kecintaan kepada negeri ini,” imbuhnya pada acara yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Gerakan Pemuda Ansor,.


Gus Yaqut tidak mempersoalkan orang-orang yang selama ini ragu terhadap komitmen Ansor menjaga NKRI dan melindungi kiai. Ia menampik anggapan miring yang menyebut dirinya melakukan kerja-kerja organisasi di Ansor selama ini, hanya karena ingin menjadi Menteri Agama.


“Mohon maaf, tidak. Kita tidak melakukan ini karena demi jabatan. Kita mencintai negeri ini bukan karena mengejar jabatan, tidak,” tegas Gus Yaqut.


Sebab menurutnya, kader Ansor akan selalu berpikir bahwa peradaban kemanusiaan yang akan dialami oleh generasi mendatang harus dipersiapkan sejak saat ini, sehingga jangan sampai mewarisi dunia yang kacau-balau dan porak-poranda.


“Kita tidak mungkin mewariskan peradaban kacau-balau dan porak-poranda kepada anak-cucu kita. Kita sudah diwarisi negeri yang indah seperti ini oleh kakek-nenek moyang kita. Alangkah jahatnya jika kita mewariskan dunia yang berantakan kepada anak-cucu kita. Kita tidak boleh melakukan itu. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama menjaganya,” ujar Gus Yaqut.


Di pundak seluruh kader lanjutnya, terdapat masa depan, eksistensi, dan konsistensi perjuangan GP Ansor yang dipertaruhkan. Sebab mengelola organisasi dengan tujuh juta anggota bukanlah persoalan yang mudah.


Menurut Gus Yaqut, jika tidak ada hal konkret yang bisa ditawarkan oleh seseorang yang ingin menjadi pimpinan organisasi GP Ansor, setidaknya mesti memiliki ideologi perjuangan yang mengena kepada basis dan kader.


“Ideologi perjuangan ini yang harus ditawarkan,” katanya.


Ditegaskan, ketua umum selanjutnya kelak harus mampu menyatukan potensi dan berbagai kekuatan yang terdapat di dalam organisasi GP Ansor. Di antara satu dengan yang lain tidak boleh saling meninggalkan.


Gus Yaqut berharap, pengurus harian di kepemimpinan Ansor selanjutnya haruslah diemban oleh generasi-generasi yang lebih cakap untuk bisa membawa kehormatan organisasi melampaui generasi-generasi sebelumnya.


“Saya yakin itu mampu dengan resources (sumber daya) yang kita punya saat ini. Selamat merayakan Harlah ke-87 GP Ansor. Saya ingin berpesan untuk kita semua, jangan pernah lelah mencintai negeri ini,” tuturnya.


Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Abdul Rochman menjelaskan bahwa Harlah ke-87 Ansor ini dirangkai dengan tayangan podcast di Youtube Gerakan Pemuda Ansor selama 87 jam, sejak Ahad (18/4) pekan lalu.


Hal tersebut merupakan bentuk komitmen organisasi untuk terus mampu bergerak di dunia yang serba digital. Karena itu, tema besar Harlah ke-87 Ansor adalah Transformasi Media Juang Pagar Baja Gerakan Kita.


“Logo ini dengan font tulisan hero yang menunjukkan bahwa Ansor itu harus terus menjadi pelopor dalam setiap situasi sulit. Dominasinya hitam, artinya kita masih dalam pandemi, tetapi kita menunjukkan dengan angka 87 tahun yang berwarna emas bahwa kita dapat melewati satu masa yakni masa-masa pandemi Covid-19 yang berat dengan masa depan yang lebih baik,” harap Adung, sapaan akrabnya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin