Nasional

Gusdurian Peduli Bantu Korban Siklon Tropis Seroja di Lembata NTT

Ahad, 2 Mei 2021 | 00:30 WIB

Gusdurian Peduli Bantu Korban Siklon Tropis Seroja di Lembata NTT

Tim Gusdurian Peduli saat di tengah pengungsian di Lembata NTT. (Foto: Dok. Gusdurian)

Jakarta, NU Online
Gusdurian Peduli menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada para penyintas Siklon Tropis Seroja di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bantuan tahap pertama disalurkan di Desa Tanjung Batu dan Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Jumat (30/4).


Bantuan itu berupa, drum air, terpal, dan alat pertukangan. Ini diserahkan langsung kepada para penyintas yang mengungsi secara mandiri di gubuk kecil perkebunan mereka masing-masing. Gubuk tersebut memang menjadi tempat istirahat setelah lelah bekerja di kebun. Selain itu juga sebagai lumbung untuk menyimpan hasil panen.


Gubuk beratap seng atau ilalang berukuran kurang lebih 3x4 meter itu dihuni hingga 2-4 Kepala Keluarga (KK). Dari data pemerintah setempat, jumlah pengungsi mandiri mencapai  4.757 jiwa atau 1.524 KK.


Pengungsi prianya memilih tidur di luar gubuk dengan atap dan alas seadanya karena gubuknya penuh sesak. Beruntung hujan sudah banyak berkurang, sehingga mereka tidak perlu khawatir basah kuyup.


“Kami lebih nyaman mengungsi di sini karena kami bisa tetap bekerja di kebun. Dengan tetap bekerja kami bisa melupakan sedih," kata Yosef, tetua di pengungsian, saat ditemui tim Gusdurian Peduli di lokasi pengungsian.


Sayangnya, di kebun-kebun tersebut tidak ada listrik untuk menerangi malam-malam mereka. Kebutuhan air bersih juga mereka harus mengandalkan bantuan dari tanki-tanki yang datang atas nama kemanusiaan.


Mereka tinggal menyediakan drum-drum untuk menampung air yang mereka butuhkan untuk masak dan minum. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, mereka harus ke sebuah sumur yang berjarak sekitar 1 kilometer.


Mereka pun mengaku senang dengan bantuan dari Gusdurian Peduli. Karena dengan bantuan yang ada, mereka bisa membuat tenda-tenda untuk tempat tinggal sementara sambil menunggu Huntap yang dijanjikan pemerintah untuk merelokasi mereka.


Huntap dengan konsep Risha tersebut terlihat sudah mulai dibangun tidak jauh dari tempat mereka mengungsi. Rencananya relokasi tahap I sebanyak 10 Desa dengan jumlah 1.798 KK atau 6.367 jiwa. Sementara untuk relokasi tahap II sebanyak sebanyak 6 Desa dengan jumlah 902 KK atau 3.187 jiwa.


"Nantinya, Gusdurian Peduli berupaya untuk bisa membantu lagi. Bantuan yang kami salurkan hari ini adalah hasil dari diskusi dengan warga sehari yang lalu di tempat ini. Kami masih terus berupaya untuk bisa memenuhi bantuan yang masih dibutuhkan oleh warga," kata Yuska, tim Gusdurian Peduli dalam keterangannya, Ahad (2/5).


Sementara Aak Abdullah Al-Kudus selaku Ketua Umum Gusdurian Peduli mengatakan bahwa misi kemanusiaan ini harus tetap dilakukan meskipun di tengah bulan Ramadhan, karena KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengajarkan ‘kemanusiaan harus dibela tanpa syarat’.


“Inilah yang kemudian menjadi motto dari Gusdurian Peduli ‘Humanity for All’. Sebagaimana diketahui bersama bahwa masyarakat di Lembata mayoritas beragama Katolik. Akan tetapi, bagi seorang Gusdurian bukanlah penghalang untuk tetap membantu siapapun yang sedang membutuhkan," ujarnya.


Karena kata Gus Dur, “Tidak penting apapun agama dan sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik bagi semua orang, orang tidak pernah bertanya apa agamamu.”


Kontributor: Ridwan
Editor: Musthofa Asrori