Habib Umar: Tak Ada Istilah 'Penghormatan Terakhir' bagi Para Pecinta Kiai
NU Online · Ahad, 11 Juli 2021 | 05:00 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Cirebon, NU Online
Habib Umar Muthahar menegaskan bahwa tidak dikenal istilah 'penghormatan terakhir' bagi masyarakat yang mencintai para kiai, ulama, dan habaib. Penghormatan terakhir menurutnya adalah melayat atau bertakziyah yang seterusnya tidak menghormati lagi. Penghormatan, menurutnya, tidak mengenal batas akhir, mulai dari masa hidupnya, saat meninggalnya, hingga setelah kewafatannya.
"Maaf maaf, kamus ini bagi pencinta ulama. Pecinta kiai, pecinta habaib, tidak kita kenal peristirahatan terakhir," katanya saat memberikan Mauidzah Hasanah pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2021 secara virtual, Sabtu (10/7).
"Kita mengenal penghormatan ketika mereka hidup, wafat, dan sesudah wafat, seterusnya. Tidak ada istilah terakhir," tegas habib asal Semarang, Jawa Tengah itu.
Ketika hidup, penghormatan itu dilakukan dengan berkhidmah dan menata adab. Ketika wafat, penghormatan dilakukan dengan takziah, mengafani, menshalati, hingga menguburkannya dengan layak, serta mengirimkan doa.
Jangankan terhadap para kiai yang memang merupakan orang-orang luar biasa, kepada orang biasa yang tidak dikenal saja tidak ada istilah penghormatan terakhir. Kematiannya dihormati dengan dimandikan, dikafani, dishalati, dan dikuburkan secara layak dan setelah wafatnya juga kita kirim doa.
"Kepada orang awam saja begitu, apalagi kepada masyayikh (kiai) yang diberi keistimewaan Allah," ujar Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah itu.
Keistimewaan para kiai, kata Habib Umar, adalah mengajarkan ilmu agama. Sebab, Allah swt memberikan urusan dunia kepada siapa saja, tapi tidak dalam urusan ilmu agama. Mengajarkan ilmu agama tidak diberikan kepada sembarang orang, kecuali kepada orang yang mencintai Allah swt.
"Dalam urusan ini, Allah hanya akan memberikan kuasa, kewenangan, kemampuan, kemauan kepada orang yang dicintai oleh Allah swt," katanya.
Habib Umar juga menegaskan bahwa tidak ada istilah 'mengantarkan ke peristirahatan terakhir'. Sebab, kubur bukan peristirahatan terakhir, melainkan surga. "Peristirahatan terakhir itu al-jannah (surga)," katanya.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa istilah 'penghormatan terakhir' dan 'mengantarkan ke peristirahatan terakhir' tidak pas. "Kita tidak mengenal (istilah tersebut) apalagi kepada orang istimewa," pungkasnya.
Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Tahun 2021 ini digelar secara virtual. Kegiatan ini digelar secara luring di Masjid Agung Pondok Buntet Pesantren dan hanya dihadiri oleh para kiai di lingkungan Buntet Pesantren dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
2
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
3
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
4
Mahfud MD Ungkap Ketimpangan Struktural Indonesia
5
Gus Yahya: Di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Harus Bertahan dan Berkontribusi bagi Dunia
6
Tak Bisa Dipisahkan, Mahfud MD: Hukum yang Baik Lahir dari Politik yang Bagus
Terkini
Lihat Semua