Nasional

Hari Santri 2019, JQHNU akan Gelar Sejuta Khataman Al-Qur’an

Rab, 16 Oktober 2019 | 17:15 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam rangka memperingati Hari Santri 2019, Jam'iyatul Qurra Wal Huffadh (JQH) Nahdlatul Ulama akan menyelenggarakan Sejuta Khataman  Al-Qur’an. Kegiatan ini dimulai pada 15 hingga 31 Oktober 2019. Khataman ini akan dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU. Khataman ini diselenggarakan sebagai ujud syukur atas pengesahan Undang-Undang Pesantren beberapa waktu lalu, dan untuk keselamatan bangsa.

"Kegiatan khataman Al-Quran ini akan diresmikan oleh Ketua Umum PBNU pada tanggal 15 Oktober 2019 di kantor PBNU dengan secara simbolis Ketua Umum PBNU dengan dimulai membaca Surat Al-fatihah, dilanjutkan beberapa ayat Surat Al-Baqarah, yang direkam dan diviralkan secara nasional," kata Ketua Umum JQH NU H Saefullah Maksum kepada NU Online melalui sambungan telepon, Rabu (16/10).

Menurut Saefullah, khataman Al-Qur’an dapat dilaksanakan dengan hafalan (bil ghaib) dan dengan melihat (bin nazhar). Khataman ini dapat dilakukan secara sendiri-sendiri oleh masyarakat/anggota organisasi dan secara berjamaah.

Ia mengajak umat Islam, khususnya warga NU untuk selalu menghidupkan Al-Qur’an dengan cara membaca dan menjadikannya sebagai pedoman dalam perilaku sehari-hari. “Membaca Al-Qur’an tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi sepanjang waktu. Jadi ingin kembali supaya hari kita diselimuti, diramaikan, dan dihiasi oleh Al-Qur’an,” kata Saefullah.

Selain itu, Saefullah mengaku prihatin atas berbagai kondisi terakhir kehidupan berbangsa dan bernegara yang sering terjadi konflik antaranak bangsa. Untuk itu, menurutnya, dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita tidak hanya memerlukan langkah-langkah lahiriah, tetapi juga dibutuhkan upaya batiniah.

“Maka khotmil qur’an itu kita dedikasikan untuk ikut berupaya secara batiniah. Mudah-mudahan bangsa dan negara Indonesia diselematkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Melalui khotmil qur’an yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan, maka kami mengharapkan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ridha dan berkah-Nya kepada bangsa dan negara Indonesia,” terangnya.

Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadikan spirit bagi bangsa Indonesia dalam memajukan negara. “Mudah-mudahan bangsa Indonesia yang sedang membangun dan menyelesaikan masalah itu dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, tepat tanggal 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo resmi menandatangani Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan Hari Santri Nasional itu dinilai untuk menghargai jasa para santri yang terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan RI.

Tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional karena menjadi tanggal bersejarah, yakni ketika pendiri NU, Hadratus Syaikh Hasyim Asya’ri, memaklumatkan fatwa yang monumental, yang disebut dengan Resolusi Jihad. Fatwa itu menginspirasi perlawanan masyarakat terhadap Pasukan Sekutu (NICA) pada tanggal 10 November 1945. Inti dari fatwa ini ialah membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu’ain (wajib) bagi setiap individu.
 

Pewarta: Husni Sahal    
Editor: Alhafiz Kurniawan