Nasional

Harlah Ke-6, Tekad dan Semangat JRA Atasi Pascapandemi

Sel, 17 Januari 2023 | 06:30 WIB

Harlah Ke-6, Tekad dan Semangat JRA Atasi Pascapandemi

Pemotongan tumpeng warnai peringatan harlah ke-6 Jamiyyah Ruqyah Aswaja (JRA) di Pesantren Sunan Kalijaga Diwek Jombang, Jatim, Selasa (15/1/2023). (Foto: Hery Miftah)

Jombang, NU Online

Jamiyyah Ruqyah Aswaja (JRA) memperingati hari lahirnya yang ke-6 di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Selasa (15/1/2023).


"Harlah JRA ke-6 ini dengan tema Ruqyah Semangat Indonesia Sehat adalah menyatukan doa dan ikhtiar dalam kehidupan kita Nahdliyin, praktisi JRA, warga Indonesia," kata Gus Abdul Wahab, Ketua Umum PP JRA.

 

Warga Indonesia dan dunia telah melewati masa pandemi global dengan tidak mudah. Pandemi juga berdampak pada mental dan ekonomi. Al-Qur'an adalah obat pertama dan utama untuk orang sakit. "Dengan ayat Al-Qur'an dalam doa-doa ruqyah kita berharap dapat menyelesaikan masalah mental, spiritual, bantal dan bahkan yang di dalam suwal (celana)," ujarnya.


Dalam kegiatan harlah ke-6 JRA juga diadakan tahlil akbar, mendoakan para praktisi JRA yang meninggal dunia. Gus Abdul Wahab menyampaikan bahwasanya tahlil akbar ini diadakan setiap tahun sebagai kepedulian kepada saudara dan umat Islam yang telah meninggal dunia.


"Hari ini kita yang mendoakan mereka. Ke depan, kita juga akan didoakan. Kita hanya menunggu waktu saja, bisa jadi Panjenengan (Anda) duluan saya belakangan atau sebaliknya. Tadi sudah dibacakan nama nama praktisi JRA yang telah mendahului kita. Tahlil akbar ini merupakan hadiah terindah dari kita untuk mereka," tutur Gus Wahab dalam sambutannya.


Dia mengatakan agenda ini juga merupakan cara menyambung robithoh agar diakui sebagai umat Rasulullah saw, diakui sebagai murid para ulama dan muassis Nahdlatul Ulama. "Ini ajang kita untuk cari muka di hadapan Al-Qur'an, di hadapan Rasulullah saw, dan di hadapan para ulama," tambahnya.


Pendiri JRA yang juga Mujiz JRA, Gus Allamah'Alauddin Shiddiqi (Gus Amak) mengatakan hal ini merupakan salah satu bentuk bahwa semua praktisi JRA adalah saudara dunia akhirat.


"Alhamdulillah ini adalah angan angan saya yang tercapai. Kita berkumpul bersama mendoakan para masyayikh dan praktisi JRA yang telah wafat. Ini bentuk kita semua saudara dunia akhirat," ungkap Gus Amak saat memberikan sambutan.


Gus Amak juga berwasiat agar para praktisi JRA untuk terus semangat berdakwah, khususnya dakwah Al-Qur'an sebagai syifa'.


Tahlil Akbar dipimpin oleh Gus Abdul Ghoffar, didahului dengan tawassul yang dipimpin oleh Gus Mashadi Abror. Keduanya adalah pengurus pusat JRA divisi Ruqyah. Doa penutup dipimpin oleh Gus Wahab. Tahlil akbar dan doa bersama berjalan dengan khusyuk dan penuh haru.


Di luar agenda tahlil akbar diadakan refleksi sejarah JRA. Pada kesempatan ini diceritakan sejarah berdirinya JRA hingga sampai seperti sekarang ini. Narasumber pada refleksi ini adalah Gus Khoirul Anwar (Pengawas PP JRA). Ia juga adalah Pengasuh Pesantren Sunan Kalijaga yang menjadi saksi hidup perjalanan dakwah Gus Amak mendirikan JRA dari nol.


Satu hal menarik pada pelaksanaan peringatan harlah ke-6 JRA ini adalah menggunakan sistem hybrid. Gus Akhlis dari Divisi Infokom PP JRA mengatakan bahwa sistem hybrid ini memadukan antara offline dan onlineOffline terpusat pada acara yang diselenggarakan di kantor pusat JRA, sedangkan online via aplikasi Zoom dan Youtube yang diikuti oleh seluruh praktisi JRA se-Nusantara. Secara teknis, sistem ini diatur oleh media center PP JRA yang diketuai oleh Gus Huda.


Acara ditutup dengan potong tumpeng. Hal ini merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan diharapkan JRA makin berjaya dan membawa manfaat berlimpah barakah.


Kegiatan dihadiri Dewan Pembina, Pengawas, dan Pengurus Pusat Jamiyyah Ruqyah Aswaja serta perwakilan PW jatim, PW Jateng dan PW DIY. Secara online acara diikuti para pengurus wilayah, pengurus cabang, dan pengurus anak cabang JRA se-Nusantara. 


Kontributor: Hery Miftah
Editor: Kendi Setiawan