Nasional

Ikutilah Audisi Vokalis Shalawat Asyghil! Ini Syaratnya

Sel, 3 Januari 2023 | 17:30 WIB

Ikutilah Audisi Vokalis Shalawat Asyghil! Ini Syaratnya

Ilustrasi shalawat.

Jakarta, NU Online
Salah satu dari rangkaian peringatan 1 Abad NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengelar Audisi Vokalis Shalawat Asyghil. Pemenang audisi ini nantinya akan menjadi vokalis atau pelantun pelantun Shalawat Asyghil yang musiknya diiringi Orkestra Adhie MS.


Berdasarkan laporan panitia, vokalis pemenang akan turut tampil pada puncak Resepsi 1 Abad NU yang dihadiri Presiden Jokowi dan diiringi Orkestra Adhie MS pada 7 Februari 2022 di GOR Delta Sidoarjo, Jawa Timur.


Tertarik mengikuti audisi ini? Berikut persyaratannya:
1.    Mengisi formulir google form melalui tautan s.id/audisiasyghil
2.    Santri Putra/Putri, usia 9-14 tahun
3.    Rekam Video Anda melantunkan Shalawat Asyghil dengan format (Video landscape, diberi title (cg) nama diri dan asal pondok pesantren, original audio tanpa edit).


4.    Video diunggah melalui akun medsos yang Anda miliki (IG/Youtube/Tiktok atau lainnya) dengan mention IG @1abadnu_1926, @cita_entertainment, @aysichannel dan beri Tagar #jelang1abadNU
5.    Video format Full HD (1920 x 1080 pixel) dan unggah melalui google drive dan bagikan tautannya ke nomor WA 0821-1111-7892
6.    Batas penyerahan video pada 22 Januari 2023 pukul 13.00 WIB


Panitia menegaskan bahwa keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.


 

Riwayat Shalawat Asyghil
Web LTN NU Jawa Barat menyebutkan bahwa shalawat ini dahulu amat akrab di telinga kaum Muslimin karena sering terdengar dari masjid-masjid dan mushala-mushala menjelang maghrib. Selain itu, langgam pengucapan shalawat ini juga sangat enak didengar di telinga.


Shalawat ini menemukan momentum ketika umat Muslim sedang dalam suasana genting. Konon shalawat tersebut dipanjatkan oleh Imam Ja’far ash-Shadiq (wafat 138 H), salah seorang tonggak keilmuan dan spiritualitas Islam di awal masa keemasan umat Islam.


Ia hidup di akhir masa Dinasti Umawiyah dan awal era Abbasiyah yang penuh intrik dan konflik politik. Menurut dia, kekacauan politik tak boleh sampai mengganggu proses pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan.


Shalawat ‘Asyghil’ ini juga dikenal dengan sebutan Shalawat ‘Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Baalawy’ (wafat 1122 H). Dikarenakan shalawat ini tercantum di dalam kitab kumpulan shalawat beliau, al-Kawakib al-Mudhi’ah Fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah. Namun beliau hanya mencantumkan, bukan mengarang redaksinya.


Di Indonesia, shalawat ini pertama kali dipopulerkan melalui pemancar radio milik Yayasan Pesantren As-Syafi’iyyah yang diasuh ulama besar Betawi, almaghfurlah KH Abdullah Syafi’i (wafat 1406 H). Shalawat ini dibawakan dengan nagham (nada) yang sangat menyentuh hati, indah didengar, dan terasa sejuk di hati pembaca dan pendengarnya.


Selain dibawakan di acara pengajian di majelis dan masjid-masjid, beberapa pelantun di Indonesia membawakan ulang shalawat tersebut untuk meramaikan industri musik. Salah satunya seniman Lesbumi Sastro Adi yang videonya di unggah di akun YouTube NU Online.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori