Nasional

Indonesia Kalah 2-0 dari Qatar, Suporter Timnas Sebut Wasit Berlebihan Dukung Tuan Rumah

Sel, 16 April 2024 | 18:08 WIB

Indonesia Kalah 2-0 dari Qatar, Suporter Timnas  Sebut Wasit Berlebihan Dukung Tuan Rumah

Pemain Timnas Indonesia berjibaku dengan pemain Qatar dalam Piala Asia U-23 2024, Senin (15/4/2024) malam. (Foto: PSSI)

Jakarta, NU Online

Timnas Indonesia takluk atas Qatar dengan skor 2-0 pada pertandingan Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Qatar, Senin (15/4/2024). Kemenangan 2-0 yang diperoleh Qatar tercipta melalui gol penalti Khaled Ali bin Sabaa (45+1') dan tendangan bebas Ahmed Al Rawi (54').


Pertandingan ini diwarnai sejumlah keputusan kontroversial dari sang pengadil lapangan asal Tajikistan, Nasrullo Kabirov. Keputusan yang diambil mengundang perdebatan. Bukan hanya terkait kartu kuning kedua untuk gelandang Timnas Indonesia Ivar Jenner, tetapi sejumlah pelanggaran keras pemain Qatar yang tidak mendapatkan kartu.


Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) menyebut bahwa wasit Nasrullo Kabirov bertindak berlebihan dalam mendukung tuan rumah, terutama ketika memberikan kartu merah kepada Ramadhan Sananta dan kartu kuning kedua untuk Ivar Jenner yang menurutnya tidak terjadi sentuhan keras kepada pemain Qatar.


Menurut Indro, keputusan wasit tersebut jelas mencederai fair play. Ia juga menyebut ada beberapa keputusan kontroversial lain yang bisa diperdebatkan, antara lain pelanggaran keras terhadap Witan Sulaeman tanpa melihat VAR, penalti yang diberikan untuk Qatar, dan pelanggaran yang menghasilkan tendangan bebas hingga membuahkan gol kedua untuk Qatar.


"Kejadian wasit seperti ini harusnya juga sudah diantisipasi berkaca pada Piala Asia senior kemarin ketika keberpihakan wasit kepada tuan rumah Qatar juga menjadi kontroversi," ujarnya kepada NU Online, Selasa (16/4/2024).


Indro menjelaskan, permainan Timnas Indonesia cukup baik, yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka melakukan penguasaan bola lebih besar dari Qatar, meskipun hanya bermain dengan 9 orang. Namun, penyelesaian akhir pemain Indonesia masih perlu ditingkatkan.


Meskipun situasinya berat karena dua pertandingan sisa melawan tim-tim kuat seperti Australia dan Yordania, tetapi hal ini tidak berarti bahwa kesempatan Timnas Indonesia sudah tertutup. Indro menekankan, mental para pemain yang sudah baik semalam juga harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan.


"Harapannya kekalahan semalam jangan membuat mental para pemain turun, nikmati permainan dan tunjukkan permainan terbaik," pungkasnya.


Hal senada juga diungkapkan oleh Pengamat Sepakbola Justinus Laksana atau akrab yang disapa Coach Justin. Ia mengatakan bahwa bermain melawan 9 orang, Qatar kalah dalam hal penguasaan bola atau ball possesion.


"Main lawan 9 orang bisa kalah ball possesion, aseli tim qotor ini bapuk-nya minta ampun, kebantu penalti Ama 2 red card. Gitu-lah kalau tuan rumah merasa semua bisa dibeli, dulu Pildun dan Piala Asia, sekarang wasit," ujarnya dikutip NU Online dari instagram @coachjustinl.


Sementara itu, Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong tidak bisa menutupi kemarahan serta kekecewaanya terhadap kinerja wasit.


"Para pemain sudah berusaha menampilkan permainan yang terbaik, apalagi kita kalah jumlah pemain dan tidak mudah menyerah. Tetapi banyak keputusan wasit di sepanjang pertandingan, kalau kalian melihatnya, itu bukan pertandingan sepak bola, ini sebuah pertunjukan komedi dan sangat berlebihan," ujarnya dilansir dari situs resmi PSSI


Pelatih asal Korea Selatan itu mengaku kehabisan kata-kata untuk mengomentari pemain yang mendapat kartu merah. Ia mengatakan bahwa sepak bola tidak seharusnya dimainkan seperti itu. 


Ia menekankan bahwa pada kartu merah pertama timnya, tidak ada kontak sama sekali dan mempertanyakan mengapa VAR tidak digunakan dalam situasi seperti itu. Shin Tae-yong menyebut, jika hal seperti ini terjadi di Indonesia, wasit akan menjadi bahan lelucon.


"Fans menyaksikan pertandingan ini melalui televisi. Jika Anda memakai wasit seperti ini, kalau di Indonesia, itu akan dianggap Anda ingin membuat lelucon. Pelatih juga punya mata, melihat dari bench sepanjang pertandingan," jelasnya.


Pada pertandingan ini juga tim U-23 Indonesia mengalami kejadian yang membuat tim tidak nyaman dan terlambat datang ke stadion.


"Kemarin satu hari sebelum pertandingan saat melakukan sesi familiarization di stadion, kami hanya membutuhkan tujuh menit perjalanan dari hotel ke stadion via bus. Namun, tadi perjalanan mencapai 25 menit untuk ke stadion," ungkap Shin Tae-yong.