Nasional

Ini 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Masif Gelar Pendidikan Kader NU

Rab, 24 Januari 2024 | 20:30 WIB

Ini 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Masif Gelar Pendidikan Kader NU

Waketum PBNU H Amin Said Husni saat menghadiri dan menyampaikan sambutan dalam Pelantikan PWNU Lampung 2023-2028, pada Rabu (24/1/2024). (Foto: NU Online/Faizin)

Bandarlampung, NU Online

Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni menyebut tiga provinsi di Indonesia yang paling baik dan masif menggelar kaderisasi melalui Pendidikan Dasar - Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) dan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU). 


Pendidikan ini diperuntukkan bagi warga NU yang memiliki keinginan untuk ikut berkhidmah di dalam struktur jamiyah atau organisasi dan berminat untuk berkarier di dalam kepemimpinan organisasi. 


Kaderisasi dilakukan untuk membekali para kader dan pengurus yang berkhidmah di dalam struktur Perkumpulan NU agar dapat menjalankan tugas-tugas keorganisasian dengan baik.


Menurut Amin Said, para kader hasil pendidikan penggerak ini merupakan tulang punggung untuk melakukan konsolidasi organisasi agar lebih kuat.


“Selama ini, apakah itu PD-PKPNU, apakah itu PMKNU dan nanti insyaallah ada AKN-NU (Akademi Kepemimpinan Nasional NU) akan menjadi tulang punggung dari proses konsolidasi Jam’iyah Nahdlatul Ulama mulai dari tingkat anak ranting, ranting, MWC, PCNU, PWNU sampai ke Pengurus Besar,” ungkapnya.


Tiga provinsi terbaik dalam kaderisasi ini secara berurut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung. Hal ini diungkapkan saat hadir di Lampung untuk melantik Kepengurusan PWNU Lampung Masa Khidmah 2023-2028 di Hotel Grand Mercure bandar Lampung, Rabu (24/1/1023).


“Kalau (Jawa Timur) itu sudah maklum karena memang NU pertama-tama lahir di Jawa dan lebih-lebih di Jawa Timur. Jadi, kalau Jawa Timur terbaik dalam organisasi itu tidak istimewa. Biasa saja,” ungkapnya.


“Yang kedua, yang terbaik adalah Jawa Tengah. Itu juga biasa saja, karena Jawa Tengah itu adalah merupakan bagian dari awal kelahiran Nahdlatul Ulama. Pondok pesantrennya juga sangat banyak, sangat besar. Itu biasa,” imbuhnya.


Amin Said mengatakan, Lampung menjadi luar biasa karena menjadi provinsi yang paling masif menggelar pendidikan kader NU. Sebab, walau berada di luar Jawa, Lampung mampu menjadi provinsi terbaik ketiga dalam kaderisasi. Ia pun sangat mengapresiasi keberhasilan Lampung dalam kaderisasi yang masif ini dan langsung diekspresikan dengan sebuah pantun.


“Beli tepung bikin kue, enak sekali untuk disantap. Provinsi Lampung memang oke, kaderisasinya mantap,” ungkapnya disambut tepuk tangan ribuan audiens yang memadati ruangan.


Keberadaan kader ini, menurut Amin Said, sangat vital dalam Perkumpulan NU seiring dengan semakin tumbuh besarnya NU. Saat ini, lanjutnya, NU memiliki tidak kurang dari 560 cabang di Indonesia dan cabang istimewa di luar negeri, serta tidak kurang dari 7.000 MWCNU se-Indonesia. NU juga memiliki hampir 80 ribu lebih pengurus ranting se-indonesia.


Berdasarkan survei LSI pada 2023, saat ini warga NU pun penduduk Indonesia yang mengaku sebagai bagian dari NU sekitar 150 juta orang. 


“Tentu saja struktur yang sedemikian besar dan jamaah NU yang demikian banyak membutuhkan satu tata kelola jam'iyah dan konsolidasi menyeluruh yang harus dikelola demikian rupa,” imbuhnya.


Wujud konkret dari hasil konsolidasi itu adalah koherensi organisasi NU dengan segenap strukturnya. 


“Koheren itu artinya, apa yang menjadi keputusan jam'iyah, apa yang menjadi keputusan organisasi itu dilaksanakan secara serempak dan serentak oleh seluruh struktur NU,” jelasnya.


“Apa yang menjadi keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang memperoleh mandat dari Muktamar itu harus diikuti secara samaan wa taatan oleh PWNU, PCNU, MWCNU ranting dan pengurusan rating seluruh Indonesia. Seluruh struktur NU harus tegak lurus kepada apa yang menjadi kebijakan PBNU. Siap?” pekik Amin Said, disambut siap oleh hadirin.


Selain pelantikan kepengurusan PWNU, kegiatan tersebut juga diwarnai dengan peluncuran Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) dan Peringatan Harlah Ke-101 Nahdlatul Ulama.