Nasional KONGRES IPNU IPPNU

Ini Kriteria Ketum Layak Pimpin PP IPNU Menurut PW IPNU Riau

Sen, 24 Desember 2018 | 14:30 WIB

Ini Kriteria Ketum Layak Pimpin PP IPNU Menurut PW IPNU Riau

Foto: Ilustrasi (Ist.)

Cirebon, NU Online
Salah satu agenda penting pelajar NU dalam Kongres XIX Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat adalah Pemilihan Ketua Umum. Nantinya, sosok ketua umum berperan besar terhadap maju mundurnya sebuah organisasi.

Ketua Pimpinan Wilayah IPNU Riau Saddam Orbusti Ritonga mengungkapkan setidaknya tiga kriteria yang harus dimiliki calon ketua umum PP IPNU mendatang, yakni dinamis terhadap perkembangan zaman, mempunyai kemampun mengelola organisasi, dan sosok yang peduli terhadap kaderisasi.

“Kalau hari ini, kita dihadapkan pada era revolusi industri 4.0. tentu kita membutuhkan pemimpin yang mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman,” kata Saddam kepada NU Online di Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat, Senin (24/12) malam.

Namun demikian, penerimaan terhadap teknologi tidak serta merta meninggalkan berbagai tradisi di NU yang telah berjalan, seperti silaturrahmi.

“Kita menghadapi revolusi industri harus pilih-pilih, tidak semua hal harus diikuti. Intinya harus beradaptasi dengan baik. Kalau tidak dipilah. Silaturahmi sebagai tradisi NU harus dijaga. Jangan kemudian menghilangkan tradisi ini karena kita sendiri yang akan rugi,” ucapnya.

Selanjutnya memiliki kemampuan mengelola organisasi. Menurutnya, seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan mengelola organisasi, sehingga IPNU ke depan lebih tertata dengan baik.

Ia mengemukakan demikian karena dirinya mengaku kecewa terhadap keputusan PP IPNU tentang  tempat pelaksanaan kongres. Menurutnya, pada 2015, kongres IPNU yang diselenggarakan di Boyolali merekomendasikan agar Rakernas 2018 diselenggarakan di Riau. Namun hal itu tidak dilakukan PP IPNU. Bahkan keputusan yang  tidak memilih Riau hanya melalui pleno PP IPNU.

“Kongres Boyolali merekomendaskan agar Rakernas dilaksanakan di Riau, tapi dibatalkan hanya melalui pleno. Memindahkan tempat Rakernas yang direkomendasikan oleh Kongres tentu harus melalui forum-forum yang tepat semisal Rakornas atau Rapimnas. Jadi ke depan, harapannya mampu melakukan manajemen yang baik.” jelasnya.

Terakhir kaderisasi. Menurutnya, keberlangsungan organisasi sangat ditentukan oleh proses kaderisasi. “Organisasi tanpa kaderisasi pasti berhenti, bisa hancur,” ucapnya.
 
Ia menilai, kepengurusan PP IPNU periode 2015-2018 sudah meletakkan pondasi kaderisasi dengan mengadakan program instruktur nasional. Kegiatan itu merupakan upaya mencetak generasi-generasi IPNU di seluruh Indonesia. Ia berharap, pemimpin IPNU yang terpilih mampu melanjutkan pondasi kaderisasi yang telah dibangun kepengurusan sebelumnya.

“Saya berharap, pemimpin IPNU ke depan bisa memanfaatkan ini. IPNU hari ini meletakkan pondasi. Jadi pemimpin ke depan harus meneruskan instruktur-instruktur ini, menggarap kaderisasi yang lebih baik,” pungkasnya.

Agenda Pemilihan Ketua Umum PP IPNU periode 2018-2021 sendiri dijadwalkan berlangsung malam ini. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)