Ini Penjelasan Kenapa Virus Corona Tidak Menular Lewat Udara
Sel, 31 Maret 2020 | 06:15 WIB
Ia menyatakan hal itu karena secara umum, virus itu lemah, termasuk virus corona. Jika virus corona keluar melalui bersin maupun batuk seseorang yang terinfeksi, ia tidak akan bertahan lama udara.
“Namun, virus corona bisa bertahan hidup selama 3 jam. Kecuali terkena panas sinar matahari, itu akan mempercepat kematian virus. Di situ pentingnya menjemur badan ketika terjadi wabah seperti saat ini,” jelas Syahrizal beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurut pria yang juga Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta ini, beberapa objek yang perlu diperhatikan ialah benda-benda yang terkontak langsung dengan manusia.
Jika kontak itu terjadi antar-manusia, ia harus mengisolasi diri minimal 14 hari. Jika terjadi gejala seperti demam, batuk, bersin, dan sesak nafas, segera periksa ke fasilitas-fasilitas kesehatan atau rumah sakit-rumah sakit rujukan.
Terkait penularannya, Ketua PBNU Bidang Kesehatan ini menjelaskan, penularan virus corona (Covid-19) terjadi saat orang sakit bersin atau batuk. Karena bersama bersin dan batuk itu mengeluarkan partikel virus dalam bentuk percikan (droplet).
“Jika orang sehat berada dalam jarak kurang dari 1 meter, maka dia dapat menghirup partikel tersebut dan menjadi sakit. Ini pentingnya menjaga jarak,” jelas Syahrizal beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ia menegaskan bahwa orang sakit harus memakai masker. Namun, untuk mengantisipasi jika orang yang sakit tidak memakai masker, maka orang sehat pun perlu memakainya.
Virus corona juga akan menular jika orang sehat memegang benda-benda yang telah terkontaminasi partikel yang keluar melalui bersin dan batuk orang yang sakit.
Misalnya, orang sakit bersin dan bersinnya mengenai meja. Jika seseorang memegang meja lalu tangan yang sama mengucek mata atau memegang hidung, maka partikel virus dapat masuk melalui hidung dan mata.
"Di sini peran cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penularan. Hand sanitizer dapat digunakan tapi tak perlu berlebihan," kata pria yang pernah menjadi Tim Pakar Nasional Epidemiologi dalam kajian virus SARS di China pada 2003 silam ini.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
2
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
3
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
4
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
5
3 Hakim Nyatakan Dissenting Opinion, Paslon 01 dan 03 Terima Putusan MK
6
Kasus DBD Melonjak, Berikut Cara Pencegahannya Menurut Dokter
Terkini
Lihat Semua