Nasional

Ini Zat Penyebab Polusi Udara dan Dampak Buruk bagi Kesehatan

Sen, 28 Agustus 2023 | 20:00 WIB

Ini Zat Penyebab Polusi Udara dan Dampak Buruk bagi Kesehatan

Ilustrasi udara buruk. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Macam-macam polutan penyumbang polusi udara mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Polutan penyebab polusi udara bisa dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pabrik, kendaraan bermotor dan aktivitas alam berupa kebakaran hutan dan meletusnya gunung merapi.


Polutan merupakan bahan pencemaran lingkungan atau zat yang mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan, baik tanah, air, udara dan lainnya. Polutan cukup berdampak buruk bagi semua jenis organisme dan ekosistem sehingga tidak hanya pada satu jenis organisme saja.


Dosen dan peneliti kesehatan masyarakat, Universitas Airlangga (Unair) Atoillah Isfandiari merinci jenis polutan yang dominan menyumbang polusi udara di Jakarta dan sekitarnya serta dampaknya yang perlu diwaspadai.


Pertama, Particulate Matter(PM). Partikulat ini biasanya disebut PM10 (partikel dengan diameter kurang dari 10 mikrometer) dan PM2.5 (partikel dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer). 


"Dampak kesehatan dari partikulat ini dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan masalah pernapasan dan penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)," kata Atoillah kepada NU Online, Ahad (27/8/2023).


Kedua, Nitrogen Dioksida (NO2). Nitrogen dioksida berasal terutama dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dan pembangkit listrik, di sekitar Jakarta ada 15 PLTU yang bahan bakarnya batubara. Paparan NO2, kata Atoillah, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, memperburuk asma, dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas.


Ketiga, Karbon Monoksida (CO2). Karbon ini merupakan produk samping dari pembakaran bahan bakar fosil. Dampak paparan karbon monoksida dapat menghambat kemampuan darah untuk membawa oksigen, yang dapat menyebabkan pusing, mual, dan dalam paparan yang lebih tinggi, bahkan bisa berakibat fatal karena daya ikatnya pada Hb dalam darah 100x lebih kuat dari senyawa 02.


Keempat, Polutan organik tersuspensi (Volatile Organic Compounds, VOCs). VOCs merupakan senyawa organik yang mudah menguap dan berasal dari berbagai sumber seperti industri, kendaraan bermotor, dan aktivitas rumah tangga. Paparan VOCs dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan, serta berkontribusi pada pembentukan ozon dan partikulat.


Ancam kematian

Polusi udara menjadi masalah lingkungan yang berdampak pada kesehatan manusia. Pasalnya, ada sejumlah penyakit respirasi yang diakibatkan polusi udara dengan prevalensi tinggi. Faktor risiko polusi udara terhadap penyakit respirasi ini pun cukup tinggi. PPOK memiliki risiko 36,6 persen, pneumonia 32 persen, asma 27,95 persen, kanker paru 12,5 persen, dan tuberkulosis 12,2 persen.


Berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat lima penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis, dan asma.


Dari data tersebut menunjukkan PPOK memiliki jumlah 209 kejadian dengan 3,2 juta kematian, Pneumonia 6.300 kejadian dengan 2,6 juta kematian, kanker paru 29 kejadian dengan 1,8 juta kematian, tuberkulosis 109 kejadian dengan 1,2 juta kematian, dan asma 477 kejadian dengan 455 ribu kematian.


Sementara di Indonesia dari 10 penyakit dengan kasus terbanyak per 100.000 penduduk, 4 di antaranya merupakan penyakit respirasi, antara lain PPOK 145 kejadian dengan 78,3 ribu kematian, kanker paru 18 kejadian dengan 28,6 ribu kematian, pneumonia 5.900 kejadian dengan 52,5 ribu kematian, dan asma 504 kejadian dengan 27,6 ribu kematian.