Nasional

Innalillahi, Pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang Wafat

Rab, 18 Desember 2019 | 02:28 WIB

Innalillahi, Pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang Wafat

KH Hilman Wajdi meninggal hari ini, Rabu (18/12) dalam sebuah kecelakaan tunggal. (Foto: Al-Hikam)

Malang, NU Online
Kabar duka datang dari Kota Malang, Jawa Timur. Adalah KH Hilman Wajdi yang sehari-hari sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Kota Malang, meninggal, Rabu (18/12) pukul 03.00 WIB.
 
Pengasuh yang lebih akrab dipanggil Gus Hilman tersebut meninggal lantaran mengalami kecelakaan tunggal usai mengantar sang putri mondok di Pesantren Yanbuul Quran Putri, Muria, Kudus, Jawa Tengah.
 

Putra ketiga KH A Hasyim Muzadi ini meninggal setelah mobilnya mengalami kecelakaan di Tol Pandaan-Malang di KM 62-64, masuk Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.

 

Putra Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dua periode ini mengalami kecelakaan di pintu keluar tol Purwodadi, Pasuruan. Saat kecelakaan, Gus Hilman masih sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Lawang, namun nyawanya tidak dapat ditolong. 

 
Kabar duka tersebut tentu saja mengagetkan. Karena usia Gus Hilman masih tegolong muda. Secara khusus PBNU menyampaikan bela sungkawa.
 
"Turut berduka keluarga besar PBNU atas meninggalnya Gus Hilman Wajdi bin KH A Hasyim Muzadi," kata Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud.
 
Salah seorang koleganya, Abdulloh Hamid dari Pimpinan Pusat (PP) Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) menyebutkan dirinya dua kali bertemu Gus Hilman Wajdi.
 
“Pertama usai beliau mengisi acara di Malang. Dan kedua, bersama KH Achmad Shampton Masduqie dalam rangka persiapan Hari Santri 2019 PC RMI NU Kota Malang,” katanya. "Karena kala itu akan mengadakan beberapa kegiatan, salah satunya adalah bedah buku dan latihan menulis buku untuk santri," lanjutnya.
 
“Malam itu Gus Hilman secara aklamasi disepakati menjadi Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren atau FKPP dan beliau selaku tuan rumah sangat menghormati tamu-tamunya. Bahkan setelah acara tidak berkenan memimpin doa karena masih ada kiai yang lebih sepuh. Sifat tawadhu beliau menjadi teladan,” ungkap Hamid.
 
KH Achmad Shampton Masduqie juga memiliki memori dengan almarhum.
 
“Terakhir saya paksa membaca Resolusi Jihad saat hari santri,” kenangnya.
 
Hal tersebut diingatkannya lagi saat haul ayahnya, KH A Hasyim Muzadi, Senin (16/12) malam.
 
“Saya berbisik tahun depan baca Resolusi Jihad lagi ya Gus. Namun beliau menjawab tidak, dan cukup sekali saja (membaca naskah Resolusi Jihad, red).
 
Gus Hilman yang lahir 25 Maret 1976, meninggalkan istri, Naila Izzah dan empat anak yakni Alfa Alma Tsuroya, M Zidan Abid Fanani, Alby Achmad Syach dan Alana. 
 
Selamat jalan Gus Hilman Wajdi bin KH A Hasyim Muzadi.
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR