Nasional

Inspirasi Muhammad Faizin Mengembangkan Jurnalistik di Madrasah

Kam, 24 November 2022 | 08:00 WIB

Inspirasi Muhammad Faizin Mengembangkan Jurnalistik di Madrasah

Muhammad Faizin saat menerima penghargaan sebagai guru berprestasi. (Foto: dok. pribadi)

Menjadi seorang guru berarti mengemban tugas yang mulia, sebab bukan hanya mengajar siswa untuk menjadi pintar, tetapi juga mendidik untuk jadi baik. Prinsip itu yang mendasari Muhammad Faizin, guru Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pringsewu, Provinsi Lampung mengabdi sebagai guru. Terlebih lingkungan keluarganya memang berasal dari pendidik atau berkiprah di bidang pendidikan, meskipun ada yang bukan di sekolah formal, seperti pesantren. 


Pada tahun 2002, ia baru lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Lampung (Unila). Tanpa ragu-ragu ia pun mengajar di MA Al-Ma’ruf Margodadi, Kabupaten Tanggamus, madrasah tersebut memang dididirikan dan dikelola ayahnya.


Bagi pria kelahiran Talangpadang, Margadadi, Sumbereji, Tanggamus, 5 Juli 1979 ini, cita-cita menjadi guru juga telah dipendam sejak kecil. Sebutan ‘guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa’ diperkuat lagi dengan keyakinannya bahwa segala sesuatu jika dikerjakan dengan ikhlas, akan menjadi keberkahan. 


Seperti guru-guru pada umumnya di Indonesia, Faizin juga mengawali sebagai guru honorer dengan gaji yang minim. Namun, gaji tetap yang besar sama sekali bukan orientasi dan tujuan utamanya. Hal yang utama dengan mengajar adalah memberikan pengabdian bagi masyarakat di sekitarnya.


Demikian juga saat dirinya diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penugasan di MAN 1 Pringsewu pada tahun 2005. Faizin rela tinggal di sebuah ruang bekas gedung sekolah yang sudah lama tidak ditempati. Menempati ruangan itu dengan seorang guru lainnya, dengan fasilitas apa adanya, jauh dari keluarga aslinya di Tanggamus, tetap dijalani. Termasuk jika di waktu-waktu tertentu, rekan gurunya pulang ke rumah, membuat Faizin tinggal sendirian di ruangan bekas gedung sekolah itu.


Mendalami jurnalistik

Aktivitas dan kesibukan sebagai guru tidak menghalangi Faizin untuk terlibat dalam organisasi. Sebagai putra KH Ma’ruf yang mengembangkan pesantren dan madrasah di desanya, Faizin tergabung dalam Gerakan Pemuda Ansor Tanggamus. Semangat tergabung dalam sayap organisasi Nahdlatul Ulama itu, ia jalani apalagi ia pun pernah nyantri di Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Peantren Hidayatullah Mubtadiin Sleman Yogyakarta. Dunia santri dan organisasi NU, di kemudian hari membawanya pada amanah sebagai Sekretaris Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Pringsewu. 


Salah satu tugas di LTNNU adalah menyiarkan dan mempublikasikan kegiatan-kegiatan NU di daerahnya. Sekitar tahun 2009, Faizin memberanikan diri mengirimkan berita kegiatan dan foto ke alamat Redaksi NU Online, situs resmi Nahdlatul Ulama yang berdiri enam tahun sebelumnya. 


Tulisan pertama yang berisi kegiatan Muslimat NU di Pringsewu itu dimuat Redaksi NU Online, membuat Faizin merasa senang dan semangat untuk mengirimkan berita-berita lainnya di kesempatan berikutnya. Setiap ada kegiatan NU di Pringsewu ia pun membuat dan mengirimkan berita ke NU Online.


“Setelah rutin mengirimkan mungkin dinilai bisa konsisten sehingga dijadikan kontributor tetap,” kata ayah dari satu orang putra dan tiga putri ini.


Seiring perjalanan waktu, Redaksi NU Online meminta Faizin menjadi salah satu Redaktur NU Online. Tulisan Faizin pun tidak saja berupa naskah berita, tetapi juga opini, khutbah Jumat, cerita pendek, dan esai.


Mengembangkan jurnalistik di madrasah

Ilmu jurnalistik juga ia tularkan di madrasah. Faizin menyebarkan tulisannya di website Kemenag Provinsi Lampung. Faizin sering mengirimkan kabar-kabar prestasi siswa, sekolah, guru maupun kegiatan MAN 1 Pringsewu di website tersebut.


Keaktifannya mengirimkan produk jurnalistik ke website Kemenag Lampung, membuat Fazin dinobatkan empat kali sebagai sebagai kontributor berita terbaik versi Kanwil Kemenag Lampung. Kepala MAN 1 Pringsewu yang mengetahui aktivitas dan prestasi Faizin di bidang jurnalistik, kemudian memberinya tugas untuk mengampu kegiatan Pengembangan Diri (PD) Jurnalistik bagi siswa MAN 1 Pringsewu. Bukan hanya teori jurnalistik, kegiatan tersebut juga membimbing siswa untuk menjadi jurnalis siswa.


Rekrutmen jurnalis siswa MAN 1 Pringsewu berjalan secara natural. Pengembangan Diri Jurnalistik adalah salah satu kegiatan Pengembangan Diri lainnya seperti seni tari, seni batik, paskibra, dan lainnya. Untuk mencari peserta, sekolah menyebarkan angket dan pendaftaran online. 


“PD Jurnalistik seperti PD-PD lainnya diperuntukkan untuk siswa yang mau atau memiliki passion saja. Siswa yang passion-nya jurnalis bisa masuk PD Jurnalistik. Mereka mengikuti pelatihan setiap hari Sabtu,” tuturnya.


Di PD Jurnalistik, peserta siswa memperdalam berbagai produk jurnalistik seperti penulisan berita, menulis opini, puisi, produksi video, fotografi termasuk pembawa acara.


“Kegiatan Pengembangan Diri Jurnalistik di MAN 1 Pringsweu bukan hanya saya yang mengelola, tapi ada tim,” imbuh Faizin.


Sejak adanya Pengembangan Diri Jurnalistik di MAN 1 Pringsewu, semakin massif dan aktif pula pemberitaan madrasah tersebut di media Kanwil Kemenag Lampung dan media lainnya.


Kegiatan Pengembangan Diri Jurnalistik di MAN 1 Pringsewu, menurut Faizin bukan sekadar kegiatan. Sekarang ini, ketika dunia digital begitu masif, media informasi juga tumbuh tanpa kenal batas waktu. Bagi siswa jurnalistik juga membawa manfaat yakni bagaimana cara menerima informasi dengan baik dan memproduksi berita dengan baik. 


“Dengan kegiatan jurnalistik siswa memiliki modal literasi digital baik sebagai konsumen maupun produsen informasi,” ujar Faizin.


Melalui kegiatan PD Jurnalistik, siswa memahami segala hal terkait jurnalistik seperti produk jurnalistik yang sesuai dengan aturan jurnalistik, kode etik, memahami informasi yang valid. Saat memproduksi suatu tulisan jurnalistik misalnya siswa juga diajak memilih narasumber, angle, dan hal lainnya terkait jurnalistik.


Faizin juga melihat adanya keuntungan atau manfaat yang didapatkan oleh siswa yang mengikuti kegiatan jurnalistik. Karena mendapatkan teori dan mempraktikannya, siswa lebih terarah saat misalnya menerima sebuah informasi. Siswa dapat melihat bukan saja apa yang tersurat tapi juga tersirat dari sebuah berita. Siswa mempunyai dasar tersendiri apakah sebuah berita itu benar atau tidak. “Sebab di PD Jurnalistik mereka belajar 5W1H, siapa yang bicara apa motifnya. Hal itu diajarkan agar mereka memahami produk jurnalistik,” ungkapnya.


Hal-hal itu juga yang disampaikan Faizin dan para guru pengampu kegiatan jurnalistik di MAN 1 Prignsewu. Tidak mengherankan Tim Jurnalistik MAN 1 Pringsewu menorehkan beberapa prestasi. Pada tahun 2022 berhasil menyabet Juara 1 lomba Fotografi tingkat Provinsi Lampung. Belum lama ini, Tim Jurnalistik MAN 1 Pringsewu juga menjadi Juara 1 lomba Video pada Festival Pesantren yang diadakan UIN Raden Intan Bandar Lampung.


Membimbing siswa semakin berprestasi tidak menghentikan Faizin untuk memperlebar ruang pengabdian. Ia berusaha menjalankan dengan baik saat PCNU Pringsewu memberinya amanah sebagai Sekretaris. Terhitung dua periode sudah ia memegang amanah itu, yakni periode 2015-2019, dan berlanjut periode 2020-2025. Faizin juga aktif sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung juga sebagai bendahara.


Guru berprestasi

Bertambahnya tugas dan ruang pengabdian tetap menjadikan Faizin sosok berprestasi. Di antaranya pada tahun 2018, ia menjadi Guru Berprestasi Kabupaten Pringsewu. 


Penghargaan sebagai Guru Berprestasi membawa Faizin ke Tanah Suci Makkah lewat ibadah umrah yang dibiayai gratis. Saat di Tanah Makkah, Faizin berdoa “Ya Allah izinkankanlah hamba untuk kembali ke sini secepat mungkin.”


Doa itu dikabulkan Allah swt enam bulan kemudian. Berangkat umrah pada Desember 2018, Faizin mendapat tugas sebagai petugas haji pada musim haji 2019. Menjadi petugas haji, bagi Faizin tentu saja sambil beribadah haji. “Semua itu berkah menjadi guru dan berkah aktif di NU,” kata Faizin.


Hingga saat ini, Faizin masih sibuk sebagai guru, pengurus NU, pengurus MUI, dan jurnalis NU, dan mengembangkan keterampilan jurnalistik di madrasah. Kesibukan yang pada membuatnya harus pandai membagi waktu. Menurutnya pembagian waktu ini dipermudah era digital. Di sela-sela istirahat dan tidak ada aktivitas, ia mengatakan bisa beraktivitas sebagai jurnalis dengan wawancara sebuah isu untuk dijadikan berita, maupun tugas redaksional lainnya.


Selain itu bagaimana membagi waktu, Faizin menegaskan karena kehidupan ini adalah pilihan tiap-tiap individu, harus memiliki skala prioritas. Dengan begitu Faizin tahu mana yang didahulukan dan waktu yang dimiliki dapat dimaksimalkan.


“Ketika mengajar atau menjalankan tugas dinas, maka dijalankan. Ketika sudah selesai, masih ada waktu untuk beraktivitas di dunia jurnalis. Semuanya dilakukan dengan maksimal, karena semuanya adalah passion yang diniati dari dalam hati,” tegas Faizin.


Penulis: Kendi Setiawan

Editor: Fathoni Ahmad

 

=======================

Artikel ini diterbitkan dalam rangka Peringatan Hari Guru 25 November bertema "Berinovasi Mendidik Generasi" oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.