Nasional

IPNU Ujung Tombak NU dan Indonesia

NU Online  ·  Senin, 6 April 2015 | 01:00 WIB

Padang, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) merupakan ujung tombak dari Nahdlatul Ulama ke depan. Organisasi beranggotakan para pelajar ini juga merupakan kader yang tidak perlu lagi diragukan komitmen kebangsaannya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
<>
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat IPNU Muhammad Hadhy mengungkapkan hal itu pada Pelantikan Pimpinan Wilayah IPNU Sumatera Barat periode 2014-2017, Sabtu (4/4/2015), di Padang, Sumbar.

Menurutnya, komitmen kebangsaan itu tegas diungkapkan pada janji pelantikan semua pengurus IPNU. Dalam janji ditegaskan bahwa kader IPNU harus memiliki komitmen mempertahankan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
 
"Tidak ada janji bagi IPNU untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. IPNU tetap komitmen membela NKRI. Untuk itu, jika ada pihak yang tidak mau membantu kader bangsa, kader IPNU, ya bisa berdosalah," tambah Hadhy.
 
Hadhy mengatakan, sebagai organisasi pelajar, kita berharap berbagai pihak mau memfasilitasi kegiatan IPNU. Pihaknya mengajak PWNU Sumbar dan Pemerintah Daerah turut membantu IPNU dalam menjalankan berbagai programnya.
 
Wakil Ketua PWNU Sumbar Tamrin Ahmad menambahkan, kader IPNU harus menyiapkan diri menghadapi masa depan. IPNU harus kuasai bahasa asing: bahasa Arab, Inggris, Jepang, China, Perancis dan sebagainya. Hanya dengan menguasai bahasa asing, IPNU bisa bertarung di percaturan dunia yang semakin kecil melalui media informasi, komunikasi dan transportasi ini.
 
"Kader IPNU yang ingin sukses di masa depan, harus kuasai bahasa asing. IPNU harus persiapkan diri menghadapinya. Kalau tidak, IPNU tidak bisa banyak berbuat," tambah Tamrin.
 
Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadique juga mengungkapkan kerisauan terhadap kampus-kampus yang dikuasai oleh organisasi apa? Apakah organisasi yang dimasukikan dapat mengancam masa depannya. Betapa banyak pemuda sekarang yang dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu (politik). Saat ini ada ISIS, ada organisasi ini, ada organisasi itu yang jauh dari nilai-nilai ajaran Islam. Padahal mereka menggunakan nama dan simbol-simbol Islam.
 
"Saya tidak habis pikir belakangan ini yang benar disalahkan. Yang salah malah dibenarkan. Kader IPNU harus ditempa dari sekarang untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah," kata Shadiq.
 
Shadiq, bupati dua periode ini, mengakui betapa banyaknya masalah yang akan dihadapi Gubernur (Sumatera Barat) ke depan. Pengalaman sebagai kepala daerah, bayangkan pemberian bantuan sosial (bansos) kepada MUI, LKAAM dan lembaga lain tidak boleh berturut-turut setiap tahun. Lantas, bagaimana mereka bisa menjalankan aktivitas, padahal MUI dan LKAAM lembaga agama dan adat yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat di daerah ini.
 
PW IPNU Sumbar yang dilantik diketuai Hadison, Sekretaris Luki Permensyah, Bendahara Raymon P. Pengurus dilengkapi wakil ketua, wakil sekretaris, wakil bendara dan seksi-seksi. Usai pelantikan, dilanjutkan dengan dialog kebangsaan dengan tema “Bersama IPNU Membangun Sumbar yang Gemilang”. Tampil sebagai narasumber Bupati Tanah Datar Ir. Shadiq Pasadique, MM, Pengawas Dinas Pendidikan Sumbar Zaini Indra, Direktur Leon Agusta Institute Julia F Agusta, Ketua KNPI Sumbar Defika Yufiandra dan akademi DR. Asyhari Hasan. (Armaidi Tanjung/Mahbib)