Nasional

Islam Andalusia Hilang Meski Berkuasa 700 Tahun, Mengapa?

Ahad, 30 Oktober 2016 | 09:00 WIB

Madiun, NU Online
Berbicara proses Islamisasi Eropa atau dunia barat secara umum, tidak lepas dari sejarah Islam Andalusia atau Spanyol. Sebab, Islam telah memberikan pengaruh luar biasa bagi prsoses pencerahan di benua biru tersebut.

Hal itu dijelaskan oleh Sejarawan KH Agus Sunyoto saat mengisi diskusi bedah sejarah Islam di Pesamuan Agung Thoriqoh Sattariyah Pondok Pesantren Darul Ulum Rejo Mulyo Barat Magetan, Jawa Timur, Sabtu (29/10).

Penulis buku Atlas Walisongo tersebut mengatakan, peranan strategis kerajaan Islam Andalusia diakuinya telah memicu terjadinya intelektualisasi Islam yang hebat. Satu sisi memacu Eropa bangkit dari dark age atau masa kegelapan. 

Dari sana pulalah, sejumlah tokoh tokoh intelektual Islam hadir, seperti Ahli matematika (Al-Khwarizmi, Orang pertama yang menulis buku berhitung dan aljabar), ahli kedokteran (Al-Kindi penulis buku ilmu mata, Ar-Razi atau Rhazez penulis buke kedokteran, Abu Al-Qasim al-Zahrawi ahli bedah, Ibnu Nafis penemu sirkulasi darah, dan Ibnu Sina), ahli satra (Ibn Abd Rabbih, Ibn Bassam, Ibn Khaqan), ahli hukum, politik, ekonomi, astronomi (Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash, penentu gerhana dan pembuat teropong bintang modern), ahli hadits dan fikih (Ibnu Abdil Barr, Qadi Iyad), sejarah (Ibn Khaldun penemu teori sejarah), ahli kelautan (Ibnu Majid).

“Islam berkembang di Spanyol kurang lebih 700 terhitung sejak ekspansi politik Umayyah (711 M/92 H, dan kekuasaan Islam menemukan momentumnya pada kepemimpinan Abdul Rahman I (756-788),” ungkap Ketua Lesbumi PBNU ini. 

Lanjutnya lagi, meski tujuh abad mewarnai peradaban Eropa, anehnya Islam Andalusia mengalami keruntuhan tanpa bekas kecuali banguan-bangunan tua, mengapa?

“Karena kerajaan Islam Andalusia melupakan pondasi penting bagi sebuah peradaban bangsa, yakni budaya dan tradisi”, ungkapnya. 

Para penguasa Islam saat itu, nilai Agus, lebih berkonsentrasi pada penguasaan aspek politik (kekuasaan) semata. Meskipun tradisi intelektual serta beberapa peninggalan masih kita saksikan sampai hari ini. 

“Nyatanya hanya sedikit yang bisa kita nikmati, lainnya dibabat habis oleh penguasa setelah kepemimpinan Islam,” terang Pakar Islam Nusantara ini.

Oleh karena itu, umat Islam Nusantara (Indonesia) harus berterima kasih dan banyak bersyukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas jerih payah para Wali Songo meletakkan dasar-dasar bangunan sebuah peradaban bangsa. 

“Jangan sampai, kaum muslimin di wilayah tanah air ini melupakan akar dan tradisi yang telah diolah sedemikian rupa oleh para pendahulu Islam Nusantara,” pungkasnya. (Ali Makhrus/Fathoni)