Nasional MUTIARA HATI

Jangan Merusak Pakaian Takwa yang Ditenun Selama Ramadhan

Sab, 16 Mei 2020 | 08:35 WIB

Jangan Merusak Pakaian Takwa yang Ditenun Selama Ramadhan

Muhammad Quraish Shihab. (Foto: via Tempo)

Jakarta, NU Online
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 menjelaskan bahwa muara puasa yaitu meraih predikat takwa. Predikat tersebut tercapai ketika setiap umat Islam terus berupaya melakukan ibadah dan perbuatan baik yang ditenun selama Ramadhan menjadi pakaian takwa.

Menurut Ulama Ahli Tafsir Muhammad Quraish Shihab, bahan-bahan pakaian takwa selama Ramadhan terdiri dari ilmu dan iman, sabar dan syukur, takut dan harapan, usaha dan tawakal, serta perjuangan dan optimisme.

"Jadi, jangan pernah merusak kembali tenunan sehelai demi sehelai, karena itu berarti kita gagal dalam menenun pakaian takwa," tutur Quraish Shihab dalam program Mutiara Hati SCTV.
 
Baca juga:

Pakaian takwa sebagaimana pakaian, lanjut Quraish Shihab, lahir dan berfungsi untuk melindungi pemakainya dari sengatan matahari, kondisi yang pahit dan manis agar tidak menyengatnya.

"Pakaian juga berfungsi menutup keburukan aurat lahir dan batin," jelas Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an ini.

Dalam kesempatan lain, penulis kitab Tafsir Al-Misbah ini menjelaskan, bahwa puasa bertujuan meraih takwa. Sementara, takwa pada hakikatnya menghimpun segala macam kebijakan.

Sedangkan dalam konteks ibadah, puasa bertujuan mengingatkan manusia akan dua hakikat yang harus dihayati dalam kehidupan ini.

"Pertama, manusia adalah makhluk dwi dimensi yang terdiri dari jasad dan ruh," kata Prof Quraish.

Untuk itu hendaknya, ibadah puasa dijadikan sebagai pengingat bahwa manusia perlu memberi perhatian pada jasmani serta wajib mengasah dan mengasuh rohani.

Kedua, mengingatkan manusia bahwa hidup bukan hanya sekarang dan di dunia. Tetapi hidup berlanjut hingga ke akhirat nanti.

Dengan berpuasa, kata Prof Quraish, manusia juga diajarkan untuk melakukan introspeksi terhadap puasa yang telah dilakukan kemarin. Apabila ada kekurangan, patut disempurnakan.

"Salah satu yang hendaknya diingat oleh setiap yang berpuasa, yaitu dengan sukses berpuasa, dia sebenarnya telah sukses menghindarkan paksaan kebiasaan," ujarnya.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan