Nasional JELANG MUKTAMAR KE-34 NU

Jelang Satu Abad, Empat Hal yang Harus Diperhatikan NU Menurut Prof Nuh

Kam, 25 November 2021 | 13:00 WIB

Jelang Satu Abad, Empat Hal yang Harus Diperhatikan NU Menurut Prof Nuh

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Muhammad Nuh saat kunjungan ke UIN Raden Intan. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Muhammad Nuh mengingatkan empat hal yang harus diperhatikan Jamiyyah Nahdlatul Ulama jelang umur yang akan memasuki fase satu abadnya. Empat hal ini menurutnya perlu dipertimbangkan untuk dibahas dalam sidang komisi pada muktamar mendatang.


Pertama menurut Ketua Steering Committee (SC) Muktamar Ke-34 NU ini adalah terkait dengan bonus demografi. Mayoritas penduduk Indonesia jelasnya, merupakan umat Islam, dan mayoritas umat Islam di Indonesia merupakan warga NU. Dari jumlah tersebut, mayoritas bonus demografi merupakan pemuda NU yang harus dididik dan diarahkan demi menjadi bonus yang bermanfaat untuk bangsa dan agama.


“Jika tidak dikelola dengan baik, nanti anak muda bukan menjadi bonus, namun menjadi disaster (bencana) karena tidak berkualitas,” tegasnya dikutip dari NUO Lampung saat mengunjungi UIN Raden Intan Lampung, Rabu (25/11/2021).


Kedua menurut mantan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini adalah teknologi digital. Hal ini sangat vital di era modern saat ini karena setiap individu membutuhkan teknologi digital untuk mendukung kegiatan sehari-hari. Perubahan zaman, berupa derasnya perkembangan teknologi digital ini, harus dihadapi dan dikuasai warga NU guna mempermudah aktivitas sehari-hari.


“Dulu saat bahtsul masail kita tinggi-tinggian kitab, sekarang cukup simpan, dan buka di gadget," ujarnya.


Ketiga adalah mobilitas vertikal atau peralihan individu dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya. Dia menjelaskan, NU merupakan organisasi besar dan akan terus tumbuh, sehingga perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang bagus demi menjadi rumah besar khususnya bagi warga NU itu sendiri.


“Dulu mencari professor (NU) susah banget, sekarang profesor sudah banyak. Dengan SDM yang mumpuni, NU akan menjadi rumah yang besar bagi nahdliyin,” lanjutnya.


Dan yang keempat adalah perubahan iklim di mana fenomena merupakan tanggung jawab setiap individu. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia merupakan nahdliyin, maka NU memikirkan bagaimana pengentasan permasalahan tersebut.


Segenap pengurus dan warga NU diharapkan bisa memberi sumbangsih pemikiran strategis demi nasib NU ke depan dan kemaslahatan bersama. “Kita ingin tidak hanya institusi perguruan tinggi, namun pondok pesantren dan lembaga kajian juga dapat memberikan gagasan terkait NU 100 tahun ke depan,” katanya saat kunjungan yang diterima langsung oleh Prof Moh Mukri, Rektor UIN Lampung ini.


Editor: Muhammad Faizin