Nasional

Jusuf Kalla Ajak Mahasiswa Jadi Generasi Penggerak dengan Spirit 45

Ahad, 13 November 2022 | 11:00 WIB

Jusuf Kalla Ajak Mahasiswa Jadi Generasi Penggerak dengan Spirit 45

M Jusuf Kalla di Auditorium lantai 9 Tower Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya atau Unusa, Sabtu (12/11/2022). (Foto: NU Online/Unusa)

Surabaya, NU Online
Bagi Muhammad Jusuf Kalla, mahasiswa saat ini hendaknya menjadi generasi rahmatan lil alamin yang berjiwa pembelajar dan penggerak. Hal tersebut penting agar berguna bagi bangsa dan umat manusia lewat gerakan 45. 


Penegasan disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004-2019 tersebut saat berada di Auditorium lantai 9 Tower Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya atau Unusa, Sabtu (12/11/2022).


“Gerakan 45 merupakan bentuk dari rukun Islam yang keempat yakni zakat dan kelima yaitu haji,” katanya. 


Menurut dia, dengan gerakan ini akan menjadikan mahasiswa menjadi generasi pembelajar dan penggerak sejati. Karena berzakat dapat melatih mahasiswa untuk ikhlas. Jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa paksaan, zakat bermanfaat untuk melatih menjadi pribadi yang ikhlas dan tulus melakukan kebajikan bagi orang lain. 


“Zakat juga bermanfaat mendatangkan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Rezeki dilancarkan, kualitas hidup meningkat, hati terasa tenang, dan kehidupan juga terasa lebih tentram karena kebaikan yang telah dilakukan,” ungkapnya.


Pria kelahiran 15 Mei 1942 di Watampone, Sulawesi Selatan ini menambahkan, zakat adalah bagian utama dari rangkaian solidaritas sosial yang berpijak kepada penyediaan kebutuhan dasar kehidupan. Kebutuhan dasar kehidupan itu berupa makanan, sandang, tempat tinggal (papan). Termasuk terbayarnya utang, memulangkan orang yang tidak bisa pulang ke negaranya, membebaskan hamba sahaya dan solidaritas lain yang ditetapkan dalam Islam.


“Zakat mempunyai pengaruh positif yang sangat signifikan dalam mendorong gerak roda perekonomian Islam dan mengembangkannya. Karena pertumbuhan harta individu pembayar zakat memberikan kekuatan dan kemajuan bagi ekonomi masyarakat,” jelasnya.


Selain rukun Islam yang keempat, Jusuf Kalla juga mengajak mahasiswa untuk merencakanan dan meniatkan untuk berhaji. Ibadah haji memilki dampak positif dan kemanfaatan yang banyak baik bagi individu yang melaksanakan ibadah haji maupun masyarakat pada umumnya. 


“Bagi yang melaksanakan ibadah haji, akan terpancar kebaikan dan kesalihan dari pribadinya,” ujar dia.


Pria yang mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar (1967) ini menjelaskan, Ibadah haji juga melatih seorang muslim mengamalkan prinsip kemanusiaan, persaudaraan, dan persamaan secara universal. 


Seseorang yang melaksanakan haji, dalam pandangannya akan melepaskan diri dari ego, sehingga larut dalam sebuah kumpulan akbar manusia. Yakni insan yang bersatu, tak tercerai-berai, dan bersama memenuhi satu panggilan untuk berputar mengelilingi satu pusat.


“Kemudian kumpulan haji yang disatukan dan menyatukan ini bergerak untuk melempar setan,” tegasnya.


Spirit itulah yang akan membentuk menjadi sosok penggerak kehidupan. Dalam ibadah haji, semua orang diminta menanggalkan pakaian, perhiasan yang seringkali menandai perbedaan daerah, kelas sosial dan sebagainya. Sebagai gantinya, semua memakai pakaian sederhana yang lebih mirip dengan kain kafan. Ketika berthawaf dan berwukuf di Arafah, tidak terlihat kefakiran dan kekayaan seseorang. 


“Melalui gerakan 45, insyaallah mahasiswa Unusa akan bisa menjadi generasi generasi rahmatan lil alamin yang berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan umat manusia,” pungkasnya.


Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi