Nasional

Kaitan Tauhid dan Pembentukan Watak Menurut KH Zakky Mubarak

Rab, 8 Maret 2023 | 15:30 WIB

Kaitan Tauhid dan Pembentukan Watak Menurut KH Zakky Mubarak

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Zakky Mubarak. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Zakky Mubarak menjelaskan bahwa ketauhidan seseorang berkaitan erat dengan pembentukan watak atau karakter manusia.


“Akidah dan ketauhidan seorang Muslim berpengaruh besar pada karakter yang dimilikinya,” kata Kiai Zakky, dalam tausiyah digital di akun Facebooknya, Rabu (8/3/2023).


Pengaruh itu, terang dia, akan terjadi secara konsekuen dalam keadaan apapun. Baik ketika mereka dalam keadaan kaya atau miskin, dalam keadaan memiliki kekuasaan, atau menjadi rakyat jelata, dalam keadaan kuat atau lemah.


“Dengan keyakinan tauhid yang murni itu maka hilanglah perasaan takut kepada sesama manusia, ia hanya takut kepada Allah,” terang dia.


Ia juga mengungkapkan bahwa dengan akidah tauhid, maka seseorang akan terbebas dari jiwa kemusyrikan, serta terlepas dari ketakutan dan keresahan. Perwujudan dari tauhid yang murni adalah dengan melaksanakan ibadah sebaik-baiknya dan berkelakuan yang terpuji.


“Salah satu contoh seseorang dengan ketauhidan luhur adalah pantang meminta bantuan kepada orang lain kecuali sangat terpaksa,” ucapnya.


Ia lantas menceritakan kisah ketika Rasulullah saw memasuki masjid, beliau menjumpai ada sekitar sembilan orang sahabatnya. Tiba-tiba Nabi bertanya kepada mereka: "tidakkah kalian berbai’at (berjanji setia) kepada Rasulullah?". Herannya pertanyaan itu terus-menerus diulang oleh Rasul kepada para sahabat yang hadir.


“Setelah Nabi menyampaikan pertanyaan itu sebanyak tiga kali, Nabi pun menjawab: "hendaklah kamu berbaiat agar menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Berbaiat tentang shalat lima waktu, dan mentaati (perintah agama),” papar Kiai Zakky.


Kemudian, sambung dia, Nabi saw melembutkan suaranya dengan mengisyaratkan bahwasanya perbuatan meminta-minta itu bukan bagian dari akhlak terpuji.


“Kalimat terakhir dari wasiat Nabi tersebut menjadi sangat penting, karena mengajarkan kepada umat Islam kemandirian yang prima, serta menolak untuk memohon bantuan kepada orang lain,” jelasnya.


Kiai Zakky menegaskan bahwa apabila umat Islam di Indonesia mampu melaksanakan pesan ini, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dan unggul, serta akan dikagumi oleh bangsa-bangsa lain.


“Setiap diri manusia yang telah tertanam pada jiwanya untuk tidak meminta bantuan orang lain, akan menjadi manusia yang kuat. Ia akan menjadi seorang pekerja keras yang terprogram dan ulet, sehingga dapat melahirkan karya-karya besar yang spektakuler, yang mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat umum,” tandas dia.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin