Daerah

Berapa Huruf dalam Kalimat Tauhid dan Apa makna Filosofisnya?

Ahad, 7 Agustus 2022 | 20:00 WIB

Berapa Huruf dalam Kalimat Tauhid dan Apa makna Filosofisnya?

Kalimat tauhid (foto: istimewa).

Pringsewu, NU Online

Kalimat Tauhid ‘La ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah’ adalah kalimat dzikir yang paling utama dan memiliki makna mendalam. Kalimat ini mengandung keyakinan bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan dan tidak ada Tuhan selain Dia. Dalam kalimat ini, termuat juga sebuah keimanan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah swt.


Namun mungkin belum semua umat Islam yang sempat menghitung berapa huruf dalam Kalimat Tauhid tersebut. Ternyata dalam kalimat La ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah memiliki jumlah huruf yang sama yakni 12 huruf. Jika dijumlahkan maka kalimat Tauhid memiliki jumlah huruf sebanyak 24 buah.


“Angka 24 ini memiliki makna filosofis yakni menunjukkan agar kita sebagai umat Islam harus selalu menancapkan kalimat ini dalam setiap nafas kehidupan kita setiap hari, siang dan malam, yang memiliki waktu sebanyak 24 jam,” ungkap Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Banyumas Pringsewu, KH Munawar Khalil pada Ahad (7/8/2022).


Ia mengungkapkan bahwa kalimat ini pun yang menjadi dzikir dalam setiap kesempatan dan kegiatan-kegiatan istighasah yang digelar warga NU. Dan ini juga yang merupakan cara warga NU untuk mendekatkan diri kepada Allah karena memang kalimat ini merupakan kalimat terbaik dalam berdzikir.


Ia pun menyebut bahwa orang yang senantiasa membasahi bibirnya dengan kalimat ini dalam setiap harinya akan mendapatkan buah atau hasil bagi dirinya. Buah dari dzikir tersebut menurutnya adalah Allah akan senantiasa menurunkan rahmatnya, senantiasa diampuni dosanya, dan akan dimasukkan ke surga tanpa dihisab.


Cara berdzikir dengan kalimat tauhid

Dalam artikel NU Online berjudul Hikmah dan Cara Dzikir La Ilaha Illallah disebutkan tata cara yang diajarkan oleh para ulama saat membaca kalimat tauhid. Yakni dengan memanjangkan kata ‘La’ sambil kepala berpaling ke sebelah kanan dan hati menghayati artinya yaitu “tidak ada”. Dan Ketika melafalkan ‘Ilaha’ sambil kepala bergerak ke bagian tengah dan hati menghayati artinya yaitu “Tuhan yang wajib disembah”. 


Kemudian ketika melafalkan ‘Illallah’ sambil kepala berpaling kesebalah kiri dan hati menghayati artinya yaitu “melainkan Allah”. Dan yang penting diperhatikan juga adalah menyambung kalimat tauhid tersebut dengan kalimat Muhammadur Rasulullah di dalam hati serta menghayati artinya yaitu “Muhammad adalah utusan Allah”. 


Hal ini untuk membedakan cara membaca kalimat Tauhid umat Rasulullah Muhammad saw dengan umat terdahulu. Sebenarnya berdzikir dengan kalimat tauhid ini tidak hanya dianjurkan kepada umat Muhammad saw saja, tetapi juga umat para nabi terdahulu. 


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syakir NF