Nasional

Kamtibmas Syarat Terjaganya Stabilitas Negeri

Rab, 27 Juli 2022 | 11:20 WIB

Kamtibmas Syarat Terjaganya Stabilitas Negeri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada agenda Doa Polri untuk Negeri, Pesantren Kawal NKRI, di Pondok Buntet. (Foto: NU Online/Syakir NF)

Cirebon, NU Online 
Beberapa negara terguncang stabilitasnya, mulai karena pandemi Covid-19 hingga perang saudara dalam negeri. Salah satu hal yang mendukung stabilitas negara adalah terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).


"Itu harapan kita. Syaratnya apa? syaratnya stabilitas? Kamtibmas syaratnya, syaratnya kita ramah terhadap hal-hal seperti itu mungkin," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada agenda yang bertajuk Doa Polri untuk Negeri, Pesantren Kawal NKRI, di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (26/7/2022).


Ia mengingatkan bahwa Indonesia itu dulu negara yang dikenal dengan masyarakatnya yang sangat ramah. Namun, perbedaan pandangan politik menimbulkan perpecahan masyarakat.


"Gara-gara saat pemilu di tahun 2019 banyak hate speech, banyak hoaks, banyak politik pecah belah, banyak politik adu domba yang saat itu muncul hingga kemudian itu masih kita rasakan sampai sekarang," katanya.


Ia mengatakan, orang yang semula teman dari kecil, antartetangga tetiba tidak lagi saling sapa gegara ujaran kebencian dan hoaks dalam hajat politik lima tahunan itu. "Ini masih kita rasakan. Kalau kita biarkan seperti ini terus maka kita akan mengalami kemunduran," katanya.


Apalagi sebentar lagi masyarakat Indonesia akan kembali menghadapi Pemilu pada tahun 2024 mendatang. Karenanya, ia mengajak seluruh kiai, nyai, dan para santri untuk mengingatkan masyarakat tidak larut dalam polarisasi. "Ini tugas kita untuk mengingatkan agar yang namanya polarisasi tidak boleh ada lagi," tegasnya. 


Karenanya, ia menegaskan agar seluruh elemen bangsa Indonesia senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan. "Kita harus selalu menjaga persatuan dan kesatuan karena itu adalah modal utama pendidikan," ujar pria kelahiran 5 Mei 1969 itu.

 
Terlebih, para santri saat ini merupakan generasi pelanjut kepemimpinan yang akan mengisi Indonesia Emas 2045 mendatang. Persatuan dan kesatuan adalah modal utama menuju harapan tersebut.


Sebab, Indonesia memiliki banyak keberagaman. Hal itu merupakan anugerah yang harus disyukuri dan modal dalam membangun negeri. "Alhamdulillah karena keberagaman itu karena kekayaan alam itu maka Indonesia saat ini bisa berjalan maju. Namun sebaliknya, kalau keberagaman ini kemudian hilang yang terjadi pertempuran antara suatu etnis yang terjadi," katanya.


Karenanya, ia menekankan agar seluruh elemen bangsa sepakat untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan. "Kalau ada yang mengganggu persatuan dan kesatuan, kita marahin bareng-bareng," ujarnya.


Kegiatan Doa Polri untuk Negeri, Pesantren Kawal NKRI ini juga dimeriahkan dengan Grup Hadrah Ahbabul Musthofa dan pelantun shalawat Veve Zulfikar dan Zulfikar Basyaiban.


Kegiatan ini merupakan rangkaian Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2022. Sementara acara puncaknya akan digelar pada Sabtu, 6 Agustus 2022.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin