Nasional

Kebijakan Ekonomi Presiden Gus Dur Condong ke Pemerataan, Ini Pandangan Ekonom

Sab, 23 Desember 2023 | 13:00 WIB

Kebijakan Ekonomi Presiden Gus Dur Condong ke Pemerataan, Ini Pandangan Ekonom

Presiden Ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lebih memilih mendahulukan kesetaraan ekonomi  (economic equality) dibandingkan pertumbuhan ekonomi (economic growth). (Foto: Dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Ekonom Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Jaenal Effendi mengatakan setiap pemimpin negara punya corak masing-masing dalam fokus pengembangan ekonomi. 

 

Presiden Ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lebih memilih mendahulukan kesetaraan ekonomi (economic equality) dibandingkan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Sementara presiden lainnya mengambil fokus ke pertumbuhan ekonomi

 

"Beberapa kebijakan Gus Dur yang mencerminkan orientasi pemerataan ekonomi yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)," jelasnya kepada NU Online, Jumat (22/12/2023).


Gus Dur mendorong program-program seperti PNPM yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di tingkat lokal. Program ini mencakup pengembangan infrastruktur, pelatihan keterampilan, dan dukungan untuk usaha mikro.

 

Dalam bidang penanganan tindak korupsi, Gus Dur menekankan pentingnya pemberantasan korupsi dan nepotisme untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil. Upaya ini sejalan dengan tujuan menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan.


Selama pemerintahannya, Gus Dur, kata Jaenal, juga mendorong kebijakan sosial yang bertujuan untuk membantu kelompok masyarakat yang kurang mampu. Ini mencakup program-program bantuan sosial dan peningkatan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan.


Gus Dur menekankan nilai-nilai pluralisme dan toleransi sebagai fondasi penting bagi pembangunan yang berkelanjutan. Pendekatan ini mencerminkan keinginannya untuk menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan bagi semua warganya.

 

"Meskipun ada fokus pada pemerataan ekonomi, penting untuk diingat bahwa kondisi ekonomi dan politik pada masa pemerintahan Gus Dur juga mencakup tantangan dan ketidakstabilan," katanya.


Secara keseluruhan, Jaenal mengatakan, meskipun Gus Dur condong ke pemerataan ekonomi, di lapangan kebijakan ekonomi tidak selalu dapat diimplementasikan secara sepenuhnya sesuai dengan niat atau ideologi tertentu.


Kebijakan pemerintah seringkali harus menyesuaikan diri dengan dinamika eksternal dan internal yang kompleks. Keputusan antara memprioritaskan pertumbuhan ekonomi atau pemerataan ekonomi tidak selalu harus bersifat eksklusif, karena keduanya dapat saling mendukung. 

 

"Sebagai pemimpin, penting untuk mencari keseimbangan yang tepat dan merinci strategi kebijakan yang memperhitungkan kondisi dan kebutuhan khusus dari suatu negara atau masyarakat," tambah Jaenal.

 


Perbedaan Kesetaraan dengan Pertumbuhan Ekonomi 

Jaenal mengatakan kesetaraan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi adalah dua konsep yang berbeda, tetapi keduanya sering kali dibahas bersama-sama karena memiliki implikasi signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

 

Dikatakan Jaenal, pada dasarnya pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Hal ini sering diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), yang mencatat nilai total semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode waktu. 


Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan peluang ekonomi baru, meningkatkan pendapatan per kapita, dan mengurangi tingkat pengangguran. Investasi, inovasi, dan efisiensi produksi adalah faktor-faktor utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Sedangkan kesetaraan ekonomi mencerminkan distribusi pendapatan dan kekayaan di dalam suatu masyarakat. Jika pendapatan dan kekayaan terkonsentrasi pada segmen kecil dari populasi, itu dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi atau kesenjangan sosial. 

 

Namun, masyarakat dengan tingkat kesetaraan ekonomi yang tinggi cenderung memberikan akses yang lebih adil terhadap peluang pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi risiko konflik sosial.

 

"Jika kedua konsep ini dikaitkan, maka ada hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan ekonomi," kata Jaenal.

 

Hematnya, pertumbuhan ekonomi yang inklusif yang manfaatnya didistribusikan secara adil, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.