Nasional

Kejurnas Ke-3 Pagar Nusa Digelar Swadaya, Ini Respons Kontingen

Sen, 6 Januari 2020 | 14:00 WIB

Kejurnas Ke-3 Pagar Nusa Digelar Swadaya, Ini Respons Kontingen

Kejurnas ke-3 Pagar Nusa di TMII, Jakarta Timur, Senin (6/1) (Foto: NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Kejuaraan nasional (kejurnas) ketiga yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur sejak Jumat (3/1) ini diikuti sekitar 487 peserta dari 24 kontingen di seluruh Indonesia. Para peserta memperebutkan 194 medali. 

Perhelatan tahun ini berbeda dengan Kejurnas sebelumnya karena PP PSNU Pagar Nusa menyelenggarakan secara swadaya dengan tujuan terwujudnya kemandirian semua pengurus wilayah. Hal itu sebagaimana tagline yang diusung, yakni 'Mandiri Berprestasi'.

Lalu bagaimana pengurus wilayah Pagar Nusa merespons kebijakan swadaya dari PP PSNU Pagar Nusa ini? Untuk mengetahui jawabannya, NU Online menemui Ketua Pagar Nusa Jawa Barat, Asep Saeful Millah (40), Ketua Pagar Nusa Kalimantan Timur, H Mohammad Sholeh (53), dan Ketua PW PSNU Pagar Nusa Emi Sumirta (39) di sela-sela pelaksanaan Kejurnas di TMII, Jakarta Timur, Senin (6/1).

Asep menilai pelaksanaan Kejurnas III lebih baik dari Kejurnas I dan II. Hanya saja ia menyatakan keberatannya terkait penyelenggaran yang membebanankan transportasi dan sewa kamar untuk atlet dan official kepada masing-masing kontingen. Menurutnya, kemandirian yang ditekankan penyelenggara harusnya tidak dipukul rata karena akan menyusahkan Pagar Nusa di wilayah yang belum memiliki usaha dan merepotkan kontingen yang daerahnya jauh dari tempat perhelatan.

"Seluruh kontingen merasa berat di sewa kamar atlet dan official. Kita di sini kan lima hari. Jawa Barat saja kan angka 4 jutaan satu hari. Artinya kita banyak keluar angka (duit) dari menutup kamar saja," kata Asep.

Selain itu, Asep mencatat persoalan wasit. Menurutnya, wasit seharusnya diambil dari berbagai wilayah dan tidak hanya didominasi oleh satu wilayah saja  karena itu akan membuat kecurigaan peserta yang tidak mempunyai perwakilan wasit.

"Kuncinya kan di juri tidak ada perwakilan satu pun dari Jabar, semuanya kan hampir 80 persen dari Jawa Timur, sehingga kalau bicara netralitas susah berbuat objektif. Untuk itu, ke depan ketika mengadakan Kejurnas agar wasit dibagi rata sehingga tidak kesan berat sebelah," terangnya.

Lebih lanjut ia menaruh harapan kepada pimpinan pusat agar mengakomodir atlet-atlet Pagar Nusa agar bisa berlaga di kejuaraan nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) dan tidak berhenti di perhelatan Kejurnas organisasinya.

"Boleh dikatakan ini atlet-atlet yang tanding ini yang terbaik di Pagar Nusa.Tolong diakomodir, teruskan pendekar-pendekar Pagar Nusa yang berprestasi pada Kejurnas ini bisa difasilitasi dan itu menjadi atlet nasional. Ya syukur-syukur sampai ke Sea Games lah," harapnya.

Terakhir, ia menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah Kejurnas keempat. Ia menjamin tidak akan merepotkan kontingen wilayah-wilayah lain. 

"Jadi Kejurnas keempat nanti, Jawa Barat 100 persen siap dan akan menutupi kekurangan-kekurangan ini," pungkasnya.

Ketua Pagar Nusa Kalimantan Timur H Muhammad Soleh mengaku kebijakan pimpinan pusat yang menekankan swadaya masing-masing wilayah dinilainya mengagetkan. Pasalnya, Kejurnas I dan II tidak membebaninya. Apalagi, sambungnya, informasi tentang swadaya ini disebutnya terlalu mendadak.

"Kaget karena baru kali ini. Tapi ya kalau dari pengurus pusat sendiri kan menginginkan pengurus wilayah ini mungkin didikan pusat supaya kita mandiri. Kami positif saja kalau niatnya itu, dan kami akan mempersiapkan Kejurnas ke-4 supaya kami bisa mempersiapkan dari sekarang.

Kalau kemarin (Kejurnas sekarang) agak mendadak  apalagi kami Kalimantan Timur kan biaya cukup mahal," kata Sholeh.

Sementara terkait juri pada pelaksanaan Kejurnas, ia berpesan agar pimpinan pusat mulai mencetak juri di berbagai wilayah. "Kita harus mengakui di Pagar Nusa pusat bahwa masih ada hal-hal yang harus diperbaiki ke depan seperti dewan juri harus diperbanyak minimal satu wilayah dua orang, supaya adil, supaya ada kesimbangan," kata Sholeh.

Respons berbeda dikemukakan Ketua Pimpinan Wilayah PSNU Pagar Nusa Sumatera Selatan, Emi Sumirta sangat mengapresiasi pelaksanaan Kejurnas ke-III ini. Menurut Emi, penyelenggaraan Kejurnas tahun ini sangat meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia datang ke Jakarta bersama tim yang utuh.

"Mudah-mudahan ini menjadi agenda rutin dua tahuan sehingga dapat terus mencetak atlet-atlet dari Kejurnas ini," kata Emi.

Adapun terkait kebijakan swadaya dari penyelenggara Kejurnas, ia mengaku sempat terkejut, tetapi setelah mendapat penjelasan, ia pun sangat menerimanya.

Bahkan, sambungnya, penekanan kemandirian ini disebutnya sangat mendidik karena kalau untuk memajukan Pagar Nusa dan NU diharuskan memiliki loyalitas dan komitmen yang tinggi.

"Kami berharap ini akan menjadi komitmen bersama ke depan setiap pelaksanaan di semua tingkatan bahwa semuanya harus mandiri. (Saya) Setuju sekali dengan kemandirian ini. Ke depan jangan ada lagi kegiatan-kegiatan yang difasilitasi struktural," jelasnya.

Namun demikian, ia mencatat persoalan yang dalam pandangannya sangat penting, yakni soal sportivitas peserta. Ia mengatakan sempat ada insiden sedikit soal administrasi sehingga terjadi ketidakjujuran yang dilakukan peserta. Ia meminta peserta agar menjunjung tinggi akhlak dan sportivitas. Selain itu ia menyoroti kurangnya komunikasi dari panitia terkait tempat penginapan. Menurutnya, panitia harus mengarahkan tempat penginapannya agar kontingen tidak kebingungan.

"Tapi secara keseluruhan, Kejurnas ini sukses," ucapnya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan kesiapannya jika dipercaya menjadi tuan rumah Kejurnas ke-IV. Menurutnya, Sumsel sangat layak menjadi tuan rumah karena setidaknya memiliki fasilitas olahraga yang lengkap.

"Karena (Sumsel) pernah menyelenggarakan event internasional, ada Asean Games. Itu menjadi pengalaman baik bagi masyarakat Sumsel dan kami kader Pagar Nusa sendiri," ucapnya. 

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi
Â