Nasional

Kemenkes Ungkap Penyakit Paling Banyak Diderita Jamaah Haji Indonesia di Tanah Suci

Sen, 5 Juni 2023 | 19:30 WIB

Kemenkes Ungkap Penyakit Paling Banyak Diderita Jamaah Haji Indonesia di Tanah Suci

Jamaah haji 2023 di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: MCH)

Jakarta, NU Online

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Liliek Marhaendro memperbarui kondisi dan mengungkap berbagai penyakit yang paling banyak diderita jamaah haji. Ia memaparkan data yang berhasil dihimpun per 4 Juni pukul 16.00 waktu Arab Saudi. 


Jamaah haji asal Indonesia yang tiba di Arab Saudi sudah sebanyak 71.539 orang yang terbagi dalam 190 kloter. Dari surat kesehatan yang sudah diinput Kemenkes, jumlah jamaah risti (risiko tinggi) kesehatan sebanyak 75,37 persen. 


Jamaah risti adalah jamaah yang berusia 60 tahun ke atas, baik yang memiliki komorbid maupun tidak, dan jamaah yang berusia di bawah 60 tahun tetapi punya komorbid atau membawa penyakit ke tanah suci. 


Posisi jamaah haji Indonesia saat ini yang berada di Madinah sebanyak 54.651 orang dari 146 kloter. Sementara jamaah yang sudah bergerak ke Makkah sebanyak 16.888 orang yang terbagi dalam 44 kloter. 


Liliek menyampaikan sejumlah pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan Indonesia di Arab Saudi selama 24 jam nonstop. Pelayanan rawat jalan di Madinah sebanyak 24.467 orang dan 172 jamaah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) maupun Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). 


Sementara di Makkah, terdapat 1.223 jamaah mendapatkan pelayanan rawat jalan dan 13 orang di antaranya dirujuk ke RSAS atau KKHI. Kemudian ada 502 jamaah rawat jalan pada saat tiba di bandara di Madinah dan 11 orang di antaranya telah mendapat rujukan. Total, terdapat 26.192 jamaah rawat jalan dan 165 orang dirujuk ke RSAS atau KKHI. 


“Penyakit yang paling banyak diderita jamaah adalah penyakit kelelahan (5.776), hipertensi esensial (5.126), ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut (2.569), myalgia atau nyeri otot (1.780), diabetes melitus (1.128). Ini adalah lima penyakit terbesar yang kemarin banyak dilakukan konsultasinya ke teman-teman tenaga kesehatan haji di kloter,” ucap Liliek melalui konferensi pers, dikutip dari akun Youtube Kemenkes, pada Senin (5/6/2023). 


Lalu, Liliek menyebutkan berbagai pelayanan kesehatan sektor yang telah diberikan oleh tim kegawatdaruratan medis atau emergency medical team (EMT) di Arab Saudi. Di Madinah, sudah dilakukan deteksi dini kepada 916 jamaah dan tanggap darurat sebanyak 111 kegiatan. Sementara di Makkah, ada 228 deteksi dini dan 26 kegiatan tanggap darurat. Total, deteksi dini berjumlah 1.144 dan tanggap darurat sebanyak 137. 


Pada pelayanan kesehatan sektor ini, Liliek menyebutkan lima penyakit terbanyak yang diderita oleh para jamaah haji Indonesia. Penyakit itu adalah hipertensi esensial (289 jamaah), kelelahan (172), diabetes melitus (111), hypertensive heart disease atau penyakit jantung hipertensi (73), dan gangguan metabolism lemak (43). 


Pelayanan kesehatan di bandara

Liliek juga memastikan bahwa pelayanan kesehatan di bandara sudah dilakukan dengan deteksi dini sebanyak 156 kegiatan dan tanggap darurat 20 kegiatan. Penyakit terbanyak di bandara adalah hipertensi esensial (33), sakit kepala (16), mabuk perjalanan (11), dispepsia atau gangguan pencernaan (10), dan diabetes melitus (7).


Pelayanan Kesehatan KKHI dan RSAS

Di Madinah, jamaah yang sedang menjalani rawat jalan sebanyak 176 orang. Sementara jamaah yang dirawat inap di KKHI berjumlah 197, masih rawat di KHHI (27), rawat inap di RS Arab Saudi (65), masih rawat di RS Arab Saudi (38). Sementara di Makkah, ada 8 jamaah yang menjalani rawat jalan, rawat inap di KKHI (30), masih rawat di KKHI (24), rawat inap di RS Arab Saudi (6), dan masih rawat di RSAS (5). 


Liliek menyebutkan penyakit terbanyak yang diderita jamaah rawat inap di KKHI yakni demensia atau pikun (23 jamaah), gagal jantung (21), diabetes melitus (19), penyakit paru obstruktif kronisatau PPOK (15), dan pneumonia atau radang paru-paru (14).


Sementara untuk penyakit terbanyak bagi jamaah yang sedang dirawat inap di RSAS adalah PPOK (10), infark miokard akut atau serangan jantung (8), stroke (6), fraktur ekstremitas (4), dan gagal jantung (3). 


Pemerintah Indonesia telah menyalurkan obat sebanyak 6.530 koli (107,8 ton). Obat-obat itu telah tiba di Arab Saudi pada 12 Mei 2023, lalu didistribusikan ke daerah kerja Makkah dan Madinah pada 21 Mei 2023. Saat ini, persediaan obat masih memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di kloter, sektor, dan KKHI.


Sebagai informasi, tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia karena jamaah haji yang diberangkatkan lebih banyak berusia lanjut atau lansia. Kondisi tahun ini berbeda dengan tahun lalu yang batas tertua jamaah haji adalah 65 tahun. 


Tahun ini, calon jamaah haji yang diberangkatkan lebih dari 65 tahun. Bahkan ada jamaah yang berusia di atas 90 tahun dan 100 tahun, sehingga perlu ada penanganan khusus. Bahkan pemerintah Indonesia menyebut penyelenggaraan haji tahun ini sebagai ‘haji ramah lansia’.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad