Nasional

Kemnaker: Diperlukan Pelatihan Vokasi untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Sen, 23 September 2019 | 23:15 WIB

Kemnaker: Diperlukan Pelatihan Vokasi untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Kemnaker, Aris Wahyudi saat membuka Diskusi Panel dengan Tema Menyongsong Revolusi Industri 4.0 melalui Pelatihan Vokasi: Perkuat Daya Saing (SDM), Senin (23/9) (Foto: Kompas.com)

Jakarta, NU Online
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Aris Wahyudi mengatakan ada kekacauan dan ketidakteraturan yang terjadi pada bisnis tradisional saat ini. Pasalnya, gelombang revolusi industri 4.0 semakin terasa.
 
Hadirnya revolusi industri 4.0 ini tak hanya memunculkan sistem bisnis baru, tetapi juga berdampak pada jenis pekerjaan yang dibutuhkan pada industri tersebut.
 
"Ilmu ekonomi lama hanya membahas tiga hal, yakni produksi barang dan jasa, distribusi, dan pola konsumsi," jelas Aris saat membuka Diskusi Panel dengan tema Menyongsong Revolusi Industri 4.0 melalui Pelatihan Vokasi: Perkuat Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) di Jakarta, Senin (23/9).
 
Pola konsumsi, produksi, dan distribusi pada bisnis lama ini, lanjutnya, berubah sangat ekstrem sehingga secara tidak langsung menyeleksi kehadiran industri. Ambil salah satu contoh industri retail. Tak dapat dimungkiri bahwa banyak industri pada sektor ini berguguran karena hadirnya e-commerce.
 
Munculnya industri e-commerce ini menawarkan keringkasan serta kemudahan dalam bertransaksi sehingga terjadi adanya hukum rimba dalam pola konsumsi masyarakat.
 
Adapun bergugurannya industri retail tersebut menyebabkan pekerja yang bernaung di sana juga ikut terkena imbasnya. Untuk bisa bekerja pada industri yang baru pun, para pekerja tersebut harus memiliki keterampilan baru yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi industri e-commerce.
 
Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kemnaker terus mempersiapkan tenaga kerja Indonesia agar mampu beradaptasi, berdaya saing, dan bertahan di tengah perubahan dunia kerja. Aris menyebutkan, pelatihan vokasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi SDM agar kompeten dan berdaya saing.
 
Program 3R Selain itu, Kemnaker juga telah melaksanakan berbagai kebijakan dan program guna meningkatkan kualitas program vokasi. "Perlu adanya implementasi program ‘3R’, yakni re-orientasi, revitalisasi dan re-branding Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah," jelas Aris.
 
Re-orientasi, lanjutnya, merupakan upaya untuk meninjau kejuruan atau pelatihan apa yang saat ini dibutuhkan dan tidak dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan industri masa kini.
 
"Lalu, revitalisasi juga dibutuhkan untuk meningkatkan instruktur pelatihan dan metode pelatihan yang digunakan," ungkap Aris. Terakhir, re-branding. Re-branding ini, menurut Aris, diperlukan bukan hanya sebagai olesan, tapi juga mengubah persepsi bahwa pelatihan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan.
 
Editor: Kendi Setiawan