Nasional

Kerja Sama HPN dan Kovee Bakal Lahirkan ‘Virtual Reality Haji’

Kam, 15 Agustus 2019 | 12:30 WIB

Kerja Sama HPN dan Kovee Bakal Lahirkan ‘Virtual Reality Haji’

Penandatanganan kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) antara HPN dan Kovee Jaya Indonesia di Gedung Graha Aktiva, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (15/8).

Jakarta, NU Online
Di era yang serba digital ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Saat ini, virtual reality (VR) mulai digandrungi oleh masyarakat dunia karena memberikan suasana riil sebagaimana adanya. 
 
Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) berupaya untuk memanfaatkan teknologi tersebut dengan menggandeng Kovee Jaya Indonesia guna menguatkan pengajaran keagamaan, kebudayaan, dan kebangsaan.
 
Sebagai pilot project, HPN dan Kovee Jaya akan membuat VR tentang haji. Mengingat ada ratusan ribu orang dari Indonesia setiap tahun berangkat menunaikan ibadah haji. Mereka tidak semuanya mengenal dan mengetahui berbagai kewajiban dan rukun haji. Terlebih daerah Makkah yang nun jauh di negeri padang pasir sana.
 
“Kalau shalat tiap hari gampang, haji sekali dalam seumur hidupnya. Itu perlu bimbingan manasik. Lah itulah yang akan dibikin,” ujar H Asad Said Ali, Ketua Dewan Pembina HPN, saat memberikan arahan pada acara penandatanganan kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) antara HPN dan Kovee Jaya Indonesia di Gedung Graha Aktiva, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (15/8).
 
Manasik itu, jelasnya, pelatihan bagi para calon jamaah haji. Mulai dari cara berpakaian, bagaimana kegiatan di Makkah nanti, dan sebagainya. Di sana, ibadah haji paling minimal lima hari, tetapi dilakukan secara intens dari berbagai ibadah fisik.
 
“Itu kalau disusun dalam bentuk cerita, simulasi, itu bisa dijual,” kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015 itu.
 
Ia berharap program tersebut juga dapat dikerjasamakan dengan pemerintah Korea sebagai negara asal Kovee Jaya. Menurutnya, hal ini baik untuk memperkuat hubungan baik kedua negara.
 
Sementara itu, Ketua Umum HPN H Abdul Kholik mengungkapkan bahwa pembuatan program VR haji itu sangat penting guna memberi pengetahuan dan pengalaman untuk calon jamaah. Sebab, menurutnya, pengetahuan melalui visual biasa itu kurang memberikan gambaran nyata sehingga jauh berbeda dengan praktik saat berada di sana. Para jamaah tidak mengetahui secara riil bagaimana kondisi lingkungan sekitar Masjidil Haram.
 
“Kovee merupakan teknologi terbaik untuk memberikan pengalaman bagi masyarakat untuk berangkat haji, dapat memberikan apa yang betul-betul dilihat, kondisi, dan situasi nanti di sana,” ujarnya.
 
Dengan adanya teknologi tersebut, ia berharap masyarakat Indonesia dapat lebih fokus beribadah karena sudah mengetahui detail lingkungan di sana.
 
Tidak hanya Ka’bah, tetapi ada banyak tempat yang bisa diberikan visualisasinya di Makkah dan Madinah, seperti Raudhah, Multazam, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim, dan sebagainya. “Kita tidak betul-betul mengetahui mana sih Raudhah, sebuah tempat doa terkenal. Siapa yang berdoa di sana, dipercaya akan lekas terkabul,” katanya.
 
Namun terkadang, lanjutnya, ketika sudah di tempatnya, masyarakat Muslim yang datang ke sana tidak mengetahui batasan Raudhah itu sampai di mana. “Dengan kecanggihan teknologi, kita bisa memberikan visualisasi batasan Raudhah, ini masih masuk ke dalamnya, dan bagian sini bukan,” jelasnya.
 
Di samping itu, Kholik juga menyampaikan bahwa banyak orang yang tersesat di sana. Hal itu disebabkan oleh banyakya manusia dan besarnya masjid. Karenanya, teknologi ini penting untuk memberikan dan memberitahu arah.
 
Kovee Jaya Indonesia menyambut baik kerja sama tersebut. Masing-masing pihak saling mendukung satu sama lain. “Kita punya teknologi nya, PBNU dan HPN punya kontennya,” kata Ridwan Feberani Anwar, Direktur Pemasaran Indonesia Kovee Jaya Indonesia. (Syakir NF/Muchlishon)