Nasional RAKERNAS PERGUNU

Ketika Tari Mandau Khas Suku Dayak Iringi Rakernas Pergunu

Sab, 5 Mei 2018 | 00:40 WIB

Ketika Tari Mandau Khas Suku Dayak Iringi Rakernas Pergunu

Tari Mandau di pembukaan Rakernas Pergunu.

Palangkaraya, NU Online
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan (jam'iyyah diniyyah ijtima'iyyah) tidak hanya terus berupaya memperkuat agama dan nasionalisme, tetapi juga meneguhkan kearifan lokal (local wisdom). Kearifan lokal berwujud tradisi, budaya, dan seni dari sekitar 700 lebih suku di Indonesia merupakan potensi untuk merekatkan persatuan bangsa.

Tujuan kebangsaan tersebut juga berusaha dilakukan oleh Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) saat menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2, Jumat-Ahad (4-6/5) di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pergunu menghadirkan para siswa dan siswi lokal untuk menyajikan tari tradisional adat Suku Dayak, Tari Mandau.

Usai menyimak sejumlah sambutan dalam pembukaan Rakernas, Jumat (4/5), hadirin yang lebih kurang 1.500 dibuat terkesima dengan delapan murid Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangkaraya. Dengan lemah gemulai disanding ornamen pedang dan pakaian khas suku dayak, mereka menghayati setiap gerakan Tari Mandau sebagai bagian untuk melestarikan tradisi nenek moyang.

Menurut salah satu penari bernama Misbahul Rizki (17), tarian mandau ini memiliki gerakan-gerakan dengan filosofi mendalam. Kekuatan fisik dan kesatuan visi dibutuhkan agar mampu menyuguhkan keindahan seni. Ia bersama teman satu timnya kerap tampil dalam even-even nasional di sejumlah daerah.

ā€œKami bangga sekali bisa tampil di setiap kegiatan nasional untuk membawakan kesenian tradisional daerah kami. Kami pernah tampil di Perkemahan Wirakarya Maā€™arif Nasional (Perwimanas) dan kegiatan Pra-Munas dan Konbes tahun kemarin,ā€ ujar Misbahul Rizki saat ditemui NU Online usai tampil.

Ungkapan sama juga disampaikan penari lainnya bernama Muhammad Ramadhan (16). Ia mengaku bahagia bisa menampilkan Tari Mandau di depan para tokoh nasional yang hadir di pembukaan Rakernas ke-2 Pergunu.

ā€œSenang bisa tampil di hadapan Menteri Agama dan Gubernur,ā€ ungkapnya.

Kedua siswa MA Muslimat NU Palangkaraya tersebut mengaku mempelajari tarian khas daerahnya di sebuah sanggar. Bahkan menurut keterangan dua siswa tersebut, Tarian Mandau yang pernah dibawakan dalam kegiatan Perwimanas meraih juara dalam pentas kesenian tradisional.

Tari Mandau merupakan salah satu kesenian tari tradisional suku Dayak yang menampilkan atraksi dalam memainkan Mandau sebagai properti tariannya. Nama Tari Mandau diambil dari properti yang digunakan dalam tarian tersebut, yaitu Mandau. Mandau merupakan senjata tradisional suku Dayak yang berbentuk parang/pedang.

Menurut keterangan masyarakat lokal, gerakan Tari Mandau lebih mengedepankan atraksi dan seni tari yang indah dalam memainkan senjata berupa Mandau dan perisai. Berbeda dengan Tari Mandau Kinyah yang lebih mengedepankan unsur teatrikal dan seni perang dalam pertunjukannya.Ā 

Tidak jarang dalam pertunjukan tarian ini mempertontonkan adegan yang berbahaya, contohnya seperti mengayunkan danĀ  menggigit Mandau yang tajam.Tari Mandau biasanya tidak hanya dimainkan penari laki-laki, tetapi juga perempuan seperti juga yang terlihat di pembukaan Rakernas ke-2 Pergunu.

Kostum yang digunakan ialah rompi kulit dengan corak khas busana tradisional Dayak. Kostum tersebut dilengkapi berbagai aksesoris seperti penutup kepala berbentuk burung tingang, gelang, kalung, dan tato yang mewarnai sebagian tubuh penari, di antaranya muka, lengan kiri dan kanan serta kaki.

Dalam pertunjukan Tari Mandau diiringi oleh alunan suara yang merdu dan menghentak dari alat musik tradisional Dayak yaitu gandang dan gerantung. Gerantug merupakan alat musik yang terbuat dari logam, bentuknya menyerupai alat musik gamelan dari Jawa. Namun, dalam pembukaan Rakernas ke-2 Pergunu hanya menggunakan rekaman musik.

Tari Mandau dari siswa dan siswi MA Muslimat NU Palangkaraya ini digunakan untuk menyambut para tokoh nasional dan anggota Pergunu dari seluruh Indonesia. Bahkan, pesona Tari Mandau menggerakkan sebagaian hadirin untuk mengabadikan dengan gadget-nya.

Kegiatan Rakernas ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Ketua Dewan Pakar PP Pergunu H Asā€™ad Said Ali, dan para tokoh lainnya. (Fathoni)