Nasional

Ketua LP Ma’arif NU: Pendidikan Ma’arif adalah Mahakarya Tokoh NU

Sel, 6 Desember 2022 | 15:00 WIB

Ketua LP Ma’arif NU: Pendidikan Ma’arif adalah Mahakarya Tokoh NU

Ketua LP Ma’arif NU PBNU Muhammad Ali Ramdhani, saat memberikan arahan pada penggerak Pramuka Ma’arif NU Nasional di Jakarta, Senin (5/12/2022). (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif PBNU) yang menaungi 21 ribu lebih lembaga pendidikan dasar dan menengah adalah mahakarya tokoh-tokoh NU. Ini salah satu realitas empiris komitmen NU untuk membangun peradaban yang lebih baik bagi bangsa dan dunia.


Demikian disampaikan Ketua LP Ma’arif NU PBNU Muhammad Ali Ramdhani, saat memberikan arahan pada penggerak Pramuka Ma’arif NU Nasional di Jakarta, Senin (5/12/2022).


Pria akrab disapa Kang Dhani itu menjelaskan, komitmen tokoh-tokoh NU terhadap bangsa dan negara tidak hanya diwujudkan dalam upaya mempertahankan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945, tetapi juga dilanjutkan dengan pendirikan LP Ma’arif NU untuk mengurus pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM).


“Ada tiga tokoh pendiri LP Ma’arif NU yaitu KH Wahid Hasyim, KH Mahfudz Shiddiq, dan KH Abdullah Ubaid. Lembaga yang didirikan pada awal September 1929 di kantor Hoof Bestur Nahdlatul Oelama (HBNO) Jl Bubutan Kawatan Surabaya ini tak dinyana menjadi lembaga pendidikan terbesar dan terkuat,” kata Kang Dhani.


Hingga saat ini LP Ma’arif NU tercatat menaungi 21 ribu lebih lembaga pendidikan. Jumlah ini, terang dia, terdiri dari tiga kategori yaitu badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama (BHPNU), yayasan, dan milik jamaah (anggota NU).


“LP Ma’arif NU menangani jenjang pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas, sementara jenjang PAUD/TK di bawah naungan Muslimat NU dan PT (Perguruan Tinggi) pembinaannya LPTNU,” terangnya.


Tiga kategori ini, lanjut dia, mencakup madrasah dan sekolah tersebar di seluruh antero pelosok mulai dari Sabang hingga Merauke. Penyebaran ini terkait dengan jamaah yang tersebar di seluruh kota di Indonesia.  


“Di antara madrasah dan sekolah LP Ma’arif NU ini tidak sedikit yang menarik perhatian pemerintah untuk diubah menjadi negeri, yang pengelolaan dan pembinaannya langsung di bawah pemerintah. Tokoh-tokoh NU pun melepasnya dengan ikhlas untuk kepentingan bangsa dan negara,” ucap dia.


Karenanya, gambaran Ketua LP Ma’arif NU PBNU Prof Dhani terkait keberadaan LP Ma’arif NU sebagai mahakarya tokoh-tokoh NU untuk bangsa dan dunia dalam bidang pendidikan sangatlah tepat. Mahakarya ini kedudukannya setara dengan mahakarya putra bangsa dalam bidang kebudayaan dan ekonomi seperti candi, teknologi pelayaran, keris, mata uang, batik, dan wayang.


“Bedanya dengan mahakarya kebudayaan dan ekonomi, mahakarya pendidikan adalah jalan sunyi. Tokoh-tokoh NU memilih tidak mencari sensasi, melainkan santun, baik, dan presisi,” tuturnya.


Lebih tepatnya, tambah Kang Dhani, membangun pendidikan pada hakikatnya membangun pilar sebuah peradaban. Membangun pendidikan yang bermutu dan berdaya saing dibutuhkan waktu panjang dan sumber daya besar, di samping kerja keras, ketekunan, dan keikhlasan.


“Karena pengembangan SDM adalah jalan panjang membangun peradaban,” tandasnya.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin