Nasional

Ketua Umum ISNU: NU Adalah Organisasi Intelektual

Senin, 18 Februari 2019 | 07:00 WIB

Ketua Umum ISNU: NU Adalah Organisasi Intelektual

H Ali Masykur Musa, Ketua Umum Pengurus Pusat ISNU.

Surabaya, NU Online
Kalangan profesional dan cerdik cendekiawan di Nahdlatul Ulama (NU) jumlahnya semakin banyak. Dengan potensi tersebut, ada banyak peran yang bisa dilakukan bagi perbaikan negeri ini di masa mendatang.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum  Pengurus Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), H Ali Masykur Musa saat melantik kepengurusan ISNU di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan dipusatkan di BG Junction Mall Surabaya, Ahad (17/2).

Saat ini NU sudah memiliki sekitar 1400-an profesor dan sekitar 3000an doktor di seluruh Indonesia. “NU bukan lagi organisasi tradisional dengan stigma terbelakang, namun organisasi intelektual. Dengan sumber daya manusia yang ada, ISNU memiliki tanggung jawab besar untuk mengembangkan NU,” kata Ali Masykur.

“Ini akan kita lihat 8 tahun lagi, tepatnya saat NU memperingati satu abad. Yang bisa melakukan perubahan di tubuh NU adalah para sarjana ini. Mengubah NU yang terbelakang menjadi NU yang intelektual,” ungkap mantan anggota BPK RI tersebut.

Sementara, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, H Muhibbin Zuhri berharap ISNU bisa mengemas dakwah yang mampu mewadahi selera kelas menengah ke atas. 

Sebenarnya NU punya banyak dai yang memiliki ilmu keagamaan yang mumpuni. “Namun khusus untuk Kota Surabaya, dai yang dibutuhkan adalah mereka yang minimal sudah sarjana, sehingga memiliki metode dan materi yang memadai untuk disampaikan kepada masyarakat kota,” kata dosen pasca sarjana Universitas Islam negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.

Dirinya kemudian menceritakan, saat ini sedang berupaya menggiatkan pengajian dan aktivitas keagamaan di masjid salah satu perumahan elit di Surabaya. “Nah, tugas ISNU adalah menjamah ke sana, karena kumpulan para sarjana bisa berdakwah menyampaikan pesan Aswaja kepada masyarakat kelas menengah atas,” terangnya.

Muhibbin juga berharap ISNU Surabaya bisa menjadi pelopor agar tanah pemukiman yang dimiliki warga tidak semakin berkurang karena beralih fungsi menjadi pusat perbelanjaan. “Berubahnya pemukiman menjadi mall atau pusat perbelanjaan akan menggerus semangat dan aktivitas keagamaan masyarakat,” ungkapnya.

Muhibbin tidak khawatir kalau amaliyah NU berkurang di Surabaya. “Tapi saya lebih khawatir kalau tanah-tanah dan rumah milik warga berubah menjadi mall-mall,” kata mantan Sekretaris Pimpinan Wilayah  Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur ini.

Hal senada juga  disampaikan Ketua Pengurus Wilayah  ISNU Jawa Timur, HM Mas’ud Said. Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Malang (Unisma) ini juga meminta ISNU Kota Surabaya menggandeng pemerintah dan lembaga pendidikan. 

"Di Surabaya banyak berdiri kampus besar yang di dalamnya ada banyak ilmuwan. Selain itu, pemerintah kota juga perlu diajak kerja sama," ungkap mantan staf khusus Kementrian Sosial ini.

Mas’ud menceritakan, dalam banyak momen pelantikan, PC ISNU selalu bisa mendapat tempat di pemerintah kabupaten atau kota setempat. Ia berharap hal itu bisa dilakukan juga oleh PC ISNU Kota Surabaya. “Sehingga, bisa bersinergi dengan Pemkot,” harapnya.

Mas’ud juga berharap para pengurus ISNU terus melakukan proliferasi paham kebangsaan dan Aswaja kepada masyarakat Kota Surabaya. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)