Nasional

Ketum PBNU: Islam Larang Hina Warna Kulit Orang Lain

Sel, 9 Juni 2020 | 09:56 WIB

Ketum PBNU: Islam Larang Hina Warna Kulit Orang Lain

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj

Jakarta, NU Online

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali mengecam tindakan rasial yang dilakukan aparat kepolisian Amerika Serikat terhadap warga kulit hitam. Menurut Kiai Said, rasial merupakan tindakan yang sangat tidak terpuji.


"Lihat di Amerika yang hari-hari ini. Yang terjadi kulit putih menghina kulit hitam," kata Kiai Said pada acara Halal Bihalal Keluarga Besar TNI dan Polri bersama PBNU secara virtual, Selasa, 9 Juni 2020.


Kiai Said mengatakan, ajaran Islam melarang orang saling menghina. Baik menghina agama, suku, budaya, bahasa atau pun warna kulit orang lain. Semua manusia, katanya mengutip ayat Al-Qur'an, ialah sama, kecuali ketaqwaanya.


"Kita tidak boleh menghina, mencaci-maki agama orang lain, suku lain, budaya lain, kelompok lain, bahasa orang lain, warna kulit orang lain," katanya.


Kasus yang terjadi di Amerika Serikat itu disebutnya harus menjadi pelajaran agar tindakan rasial tidak terjadi di negara mana. Untuk itu, kiai yang juga Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jagakarsa, Jakarta Selatan itu mengajak untuk selalu memperkuat semangat menjaga kebhinekaan.


"Mari kita kuatkan spirit pluralis, semangat bhineka, semangat menghormati perbedaan karena perbedaan itu sunnatullah, sudah kehendak Allah," ucapnya.


Beberapa waktu sebelumnya, Kiai Said menyatakan bahwa diskriminasi rasial dan kesenjangan ekonomi telah menjadi cacat bawaan seperti telah disinggung oleh Gunnar Myrdal sejak 1944 dalam bukunya An American Dilemma. Demokrasi Amerika akan terus dihantui oleh pertarungan abadi antara ide persamaan hak dan prasangka rasial. 


“Keyakinan Myrdal bahwa pada akhirnya demokrasi akan menang atas rasisme tidak terbukti sampai sekarang. Diskriminasi atas warga Afro-Amerika telah memicu kerusuhan rasial yang terus berulang hingga 11 kali dalam setengah abad sejak 1965,” katanya.  


Keadilan, persamaan hak, pemerataan, dan perlakuan tanpa diskriminasi terhadap seluruh kelompok masyarakat merupakan nilai-nilai demokrasi yang gagal dicontohkan Amerika. Standar ganda yang sering digunakan Amerika dalam isu HAM, perdagangan bebas, dan terorisme menunjukkan wajah bopeng demokrasi yang tidak patut ditiru.
 

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi