Nasional

KH Miftachul Akhyar: Mari Jadi Manusia-Manusia Lailatul Qadar Tahun Ini

Sel, 19 Maret 2024 | 16:30 WIB

KH Miftachul Akhyar: Mari Jadi Manusia-Manusia Lailatul Qadar Tahun Ini

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar. (Foto: tangkapan layar Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar)

Jakarta, NU Online

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengajak kepada umat Islam untuk mengisi bulan Ramadhan dengan sebaik mungkin. Di samping mengerjakan puasa yang menjadi kewajiban, melaksanakan ibadah-ibadah sunnah sembari juga penting diistiqomahkan, sembari mengharapkan mendapati Lailatul Qadar.


"Mari kita jadi manusia-manusia Lailatul Qadar pada tahun ini. Begitu Ramadhan meninggalkan kita, kita menjadi manusia-manusia baru yang betul-betul siap selama 11 bulan untuk menanggung semua tanggung jawab kehidupan kita," katanya sebagaimana dalam video yang ditayangkan di Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar diakses NU Online, Selasa (19/3/2024).


Lailatul Qadar adalah salah satu bonus yang sangat besar, hanya datang pada saat bulan Ramadhan. Karena itu, umat Islam mesti memanfaatkan kesempatan ini dengan sungguh-sungguh. Banyak amalan yang bisa dilakukan, seperti rutin membaca Al-Qur'an atau mengkhatamknnya, istiqomah mengerjakan shalat malam, zikir, dan amaliyah yang lainnya.


"Ramadhan kalau datang membawa bonus-bonus yang luar biasa, ada Lailatul Qadar yang tidak terhitung berapa nilainya," jelas, Kiai Miftach, demikian sapaan akrabnya.


Petikan pada ayat Al-Qur’an khairun min alfi syahrin (lebih baik daripada seribu bulan) yang menjelaskan tentang Lailatul Qadar tidak bisa diterka manusia dengan angka-angka. Balasan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beruntung menemui Lailatul Qadar tentu tak terbatas. 


"Khairu min alfi syahrin yang didawuhkan oleh Allah. Berapa? Ndak bisa kita batasi wong yang dawuh Allah. Bukan min alfi syahrin nominal, angka, hitungan. Kalau alfi syahrin itu sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Tapi Allah dawuh khairun tanpa batas," jelasnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini bersyukur kembali berjumpa dengan Ramadhan di tahun ini. Ia mengajak kepada umat Islam secara umum agar memanfaatkan bulan suci ini dengan semangat beribadah kepada Allah swt. Karena di bulan Ramadhan terdapat banyak keistimewaan yang disediakan Allah swt.


"Bulan Ramadhan ini bulan obral pahala, sampai ibadah sunnah diganjar wajib oleh Allah. Bahkan tidurnya orang yang berpuasa dinilai ibadah. Kenapa begitu? Ya karena Ramadhan. Kita tidak bakal ketemu di bulan-bulan yang lainnya," terangnya.


Mengisi bulan Ramadhan menurutnya harus dengan semangat yang tinggi, mulai dari awal hingga akhir. Karena itu, perlu ada motivasi yang menggerakkan untuk menumbuhkan semangat tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menganggap bahwa Ramadhan kali ini adalah yang terakhir.


"Kita anggap puasa tahun ini adalah puasa paling akhir, ini anggapan saja. Maksudnya apa? Agar kita isi dengan semangat dengan kesungguhan. Kalau kita anggap puasa ini adalah yang terakhir, kita bisa mendorong semangat kita mengisi bulan Ramadhan," tutur Kiai Miftach.