Nasional

KH Said Aqil Siroj Kagumi Cara Tawasul Gus Dur

Kam, 26 Desember 2019 | 13:00 WIB

KH Said Aqil Siroj Kagumi Cara Tawasul Gus Dur

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa di antara kelebihan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah tentang tawasulnya. Kiai Said mengungkapkan setiap Gus Dur bertawasul dilakukannya dengan khusyuk, sehingga seperti tengah berkomunikasi dengan orang yang telah meninggal.

"Kalau beliau (Gus Dur), sekali tawasul dengan para aulia, dengan para leluhur, contoh dengan Sunan Ampel misalkan, seakan-sekan sedang dialog, mukhatabah dengan wali yang diziarahinya itu," kata Kiai Said di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (26/12).

Kiai Said mengaku menyaksikan langsung saat Gus Dur tawasul. Sebagai contoh, saat dirinya menemani Gus Dur berziarah ke makam Al-Imam Ali bin Ja’far Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib atau yang dikenal dengan Al-'Uraidh yang berlokasi di Madinah. Menurutnya, saat tawasul, Gus Dur sangat khusyuk.

"Saya hanya memperhatikan Gus Dur bagaimana cara tawasul, bagaimana cara baca Surat Al-Fatihah untuk Imam Uraidh. Saya hanya terkagum-kagum dengan cara tawasul beliau, cara komunikas beliau dengan orang-orang yang telah berada di alam barzah," ucap Kiai alumnus Universitas Ummul Qurra Mekkah, Arab Saudi ini.

Oleh karena itu, sambung Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini, jika seorang ulama bercermin kepada Gus Dur, kecil sekali keulamaannya. Seorang pemimpin jika bercermin kepada kepemimpinan Gus Dur pun kecil sekali. Seorang budayawan ketika berhadapan dengan Gus Dur, maka merasa rendah karena tertinggal sense kebudayaannya. Seorang sufi dan filsuf juga disebutnya tidak lebih besar dari Gus Dur.

"Kita ini di hadapan beliau, jauh ketinggalan di belakang, jauh di bawah Gus Dur dalam makam spiritual kita, makam sufistik kita. Beliau adalah manusia sempurna, the perfect man, al-insanu kamil di mata saya. Beliau adalah ustadzi, wa syakhi, wa qudwati, wa murabbi ruhi, setelah orang tua saya, guru saya adalah beliau. Bukan berarti menyampingkan guru-guru yang lain. Beliau adalah guru kita semuanya, guru umat Islam, guru bangsa Indonesia, bahkan guru kemanusiaan," terangnya.

Sebagaimana diketahui, peringatan Haul ke-10 Gus Dur akan dilaksanakan di kediaman Presiden ke-4 Indonesia ini, di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 Desember 2019. Haul tahun ini mengusung tema 'Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan'.

Rencananya, haul tahun ini diisi oleh Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang KH Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pesantren Dar Al-Tauhid Arjawinangun, Cirebon KH Husein Muhammad, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, Penyanyi Dangdut Eny Sagita dan Erie Suzan, Komika Mamat Al-Katiri, Komedian Akbar, dan Kelompok musik akulturatif religius asal Yogyakarta, Ki Ageng Ganjur.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi