Khofifah: Kasus Atut Pukulan bagi Kaum Perempuan
NU Online · Kamis, 19 Desember 2013 | 03:25 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa merasa prihatin dengan penetapan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apalagi, peristiwa tersebut terjadi hampir bersamaan dengan puncak peringatan Hari Ibu yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu (18/12).
<>
Menurut Khofifah, penetapan Atut sebagai tersangka menjadi catatan keprihatinan akhir tahun bagi perempuan politik di tengah perayaan peringatan Hari Ibu ke-85. “Kasus ini menjadi pukulan berat bagi kaum perempuan Indonesia di tengah gencarnya meningkatkan keterwakilan perempuan di ranah politik,” terangnya, Rabu.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN era Gus Dur itu mengungkapkan, Atut sampai sekarang adalah Gubernur satu-satunya dari kaum perempuan. “Jadi catatan kepiluan karena Atut adalah gubernur perempuan pertama dan satu-satunya di republik ini ditetapkan oleh KPK menjadi tersangka kasus korupsi,” katanya.
Meski terpukul, Khofifah tetap mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia. “Korupsi memang tetap harus diberantas dan kebenaran tetaplah harus ditegakkan. Tak ada pilihan lain. Susah dan sulitnya jalan untuk memenuhi syarat keterwakilan, perempuan masih dihadapkan lagi menjaga amanat kekuasaan ketika mencapai puncak,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) itu menambahkan, kasus yang menimpa Atut jangan sampai membuat perempuan Indonesia bergerak mundur, meski ujian yang dihadapi ke depan akan tetap berat. “Di sinilah perempuan diuji ghirah politiknya. Saya berharap perempuan Indonesia tetap bergerak maju di tengah situasi politik ini,” katanya.
Lebih lanjut, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini mengatakan, perempuan Indonesia harus tetap optimis turut membangun Indonesia ke depan yang lebih baik. “Ada hujan lebat dikarenakan ada gerimis, ada perempuan hebat pastilah disitu ada jiwa-jiwa yang optimis. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita untuk tetap berjuang menegakkan demokrasi,” pungkasnya. (Ahmad Millah/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua