Nasional

Kiai Afifuddin Muhajir Jelaskan Konsep Negara Khilafah versi Imam Al-Mawardi

Ahad, 11 Februari 2018 | 00:02 WIB

Jember, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Situbondo, KH Afifuddin Muhajir menegaskan bahwa ungkapan NKRI adalah harga mati, perlu pemahaman yang betul. NKRI sebagai bungkus, tidak bisa diotak-atik lantaran sudah final. Namun isinya harus diperjuangkan karena masih jauh dari sempurna.

"Adalah tugas kita semua memperbaiki isi NKRI, bagaimana yang tak baik menjadi baik, dan yang baik bisa menjadi lebih baik," jelasnya  saat menjadi narasumber dalam halaqah kebangsaan di auditorium IAIN Jember, Jumat (9/2).

Terkait upaya memperjuangkan isi tersebut, Kiai  Afifuddin mengaku setuju dengan sistem khilafah. Namun bukan khilafah seperti yang digaungkan oleh kelompok radikal melainkan khilafah versi Al-Mawardi.

"Kalau saya ditanya apakah setuju terhadap negara khilafah, ya setuju. Tapi khilafah versi Al-Mawardi," ujarnya.

Menurut Kiai Afifuddin, dalam salah satu bukunya, Al-Mawardi menyatakan bahwa pemimpin itu pada hakikatnya adalah pelanjut tugas kenabian dalam dua hal: menjaga agama dan mengatur dunia.

"Kalau ada pemimpin, kalau ada negara, di satu sisi memberikan keleluasaan pada kaum Muslimin untuk menjalankan syariatnya, menyiapkan bekal hidup di akhirat. Dan di sisi yang lain mengupayakan kemakmuran dan kesejahteraan, itu sesungguhnya sudah negara khilafah," urainya.

Kiai Afif mengatakan, negara khilafah adalah negara yang punya dimensi dunia-akhirat, yaitu menjadi tempat yang kondusif bagi warganya untuk menyiapkan bekal hidup di akhirat dan pada saat yang sama mempunyai orientasi untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan di dunia.

"Dengan konsep seperti itu,  maka NKRI sesungguhnya potensial menjadi negara khilafah, tanpa harus menabrak (aturan) sana-sini," pungkasnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)