Nasional

Kiai Fuad, Tokoh yang Dihormati Masyarakat Indonesia di Arab Saudi

NU Online  ·  Kamis, 25 April 2019 | 10:15 WIB

Kiai Fuad, Tokoh yang Dihormati Masyarakat Indonesia di Arab Saudi

Almarhum KH Fuad Abdul Wahab (dua dari kiri)

Jakarta, NU Online
Ketua PCINU Arab Saudi almaghfurlah KH Ahmad Fuad Abdul Wahab merupakan sosok yang dihormati masyarakat Indonesia. Kiai Fuad dihormati karena kebaikannya kepada masyarakat.

"Pak Fuad menjadi tokoh masyarakat Indonesia di Saudi," kata Wakil Rais Syuriyah PWNU DIY KH Hilmy Muhammad kepada NU Online, Kamis (25/4), melalui sambungan telepon.

Ia mengemukakan beberapa hal yang dilakukan Kiai Fuad sehingga menjadi tokoh yang dihormati. Pertama, pendiri sekolah. Kiai Fuad mendirikan sekolah Indonesia di Arab Saudi atas keprihatinannya kepada pendidikan anak-anak Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. 

"Beliau pendiri sekolah Indonesia di sana," kata pria yang karib disapa Gus Hilmy ini.

Menurutnya, keberadaan sekolah tersebut sangat bermanfaat ketika sekolahan tersebut dijadikan sebagai markas perkumpulan orang Indonesia.

Selain itu, Kiai Fuad juga menjadi orang yang sering dimintai bantuan ketika ada tenaga kerja Indonesia yang bermasalah. Bahkan sambung Dewan Pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta ini, yang meminta bantuan Kiai Fuad juga datang dari jamaah umrah dari Indonesia yang ditelantarkan oleh biro umroh yang tidak bertanggung jawab.

"Beliau tolong dan beliau komunikasikan penyelesaiannya kepada pihak-pihak berwenang dan terkait di sana, baik di kalangan kedutaan besar Indonesia, maupun pemerintah Saudi di sana," ucapnya.

Kiai Fuad juga dikenal sebagai sosok yang dermawan karena sering membantu mahasiswa-mahasiswa Timur Tengah yang sedang mengalami kesulitan biaya kuliahnya. "Belau tidak perhitungan dengan sumbangan yang telah beliau berikan. Luar biasa.

Ia menambahkan, Kiai Fuad juga orang yang suka menjamu para kiai dan tokoh-tokoh Indonesia yang datang untuk menunaikan ibada haji atau umrah. Tak jarang para tamu tersebut dikasih uang, baik untuk ongkos pulang, membantu pembangunan pondok, maupun masjid. (Husni Sahal/Fathoni)