Nasional

Kiai Miftach Jelaskan Menuju Allah, Tak Harus Tinggalkan Kepentingan Dunia Seutuhnya

Sen, 5 Juni 2023 | 09:30 WIB

Kiai Miftach Jelaskan Menuju Allah, Tak Harus Tinggalkan Kepentingan Dunia Seutuhnya

Videotron yang menampilkan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar saat mengisi puncak 1 Abad NU di Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa manusia menjalani kehidupannya di dunia ini sejatinya mempunyai harapan agar bisa sampai kepada penciptanya, yakni Allah swt. Jalan yang ditempuhnya pun beragam.


Kendati demikian, Kiai Miftachul Akhyar menyampaikan, jalan agar bisa sampai kepada Allah tidak berarti manusia harus memutus urusan atau kepentingan duniawi seutuhnya. Karena keberadaan manusia di muka bumi ini sendiri adalah bagian dari menjalankan perintah Allah swt.


"Kita ini menuju Allah, lalu kita meninggalkan perintah yang lain, tidak! Bagaimana semua perintah Allah itu bisa kita jalankan," katanya saat Ngaji Ngaji Syarah Al-Hikam diakses NU Online, Senin (5/6/2023). 


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini lebih jauh menjelaskan bahwa perintah Allah kepada manusia di bumi adalah sebagai khalifah fil ardl. Dalam perintah ini Allah memposisikan manusia sebagai makhluk yang mulia, lantaran tugas-tugas yang diemban adalah untuk kemaslahatan, seperti memakmurkan bumi dan kesejahteraan di antara sesama.


"Bagaimana bumi ini makmur (sejahtera), tapi kesejarahan yang kita terima adalah kesejahteraan yang benar-benar sejahtera yang tanpa ada kedzaliman, sejahtera yang membuat ketenangan, walaupun ketentaraan majazi, bukan tenang hakiki yang mana dalam kehidupan ini terjadi saling tolong menolong, gotong royong," jelasnya.


Tugas-tugas tersebut menurutnya sungguh mulia, namun juga tidaklah mudah dilaksanakan. Karena itu, Kiai Miftah menegaskan bahwa sebagai khalifah fil ardl manusia harus punya mental baja dan tangguh dalam menghadapi beragam tantangan.


"Makanya (sebagai khalifah) butuh menusia yang tangguh yang tidak pernah mengenal lelah. Bosan tentu ada, tapi bagaimana kita menyingkirkannya," ucap Kiai Miftah sapaan akrabnya.


Pada kesempatan ini, Kiai Miftah juga menyinggung terkait pentingnya memilih teman dalam meniti kehidupan sampai kepada Allah swt. Teman dibutuhkan seyogyanya untuk mendukung melaksanakan perintah-perintah Allah swt lebih giat lagi. Bukan sebaliknya.


"Jangan sampai punya teman yang justru menjauhkan kita kepada Allah swt," jelas kiai Miftah.


Hal ini sangat penting, karena pengaruh dari pertemanan cukup besar dalam pembentukan karakter dan kebiasaan manusia. Apalagi hidup di dunia bukanlah tujuan tapi perantara untuk bsia sampai kepada Allah swt.


"Kita ini harus pandai-pandai memilih teman, teman yang kira-kira perilakunya bisa membangkitkan gairah untuk semangat beribadah. Itu penting. Bukan berarti Memutus semua teman, tidak. Cari dan pilih teman yang bisa memberikan nilai tambah dalam kehidupan," ujarnya.


Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Kendi Setiawan