Nasional

Kiai Said Ingatkan Santri Harus Mampu Menjawab Tuntutan Zaman

Sab, 20 Juni 2020 | 02:00 WIB

Kiai Said Ingatkan Santri Harus Mampu Menjawab Tuntutan Zaman

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan misi santri setelah pulang pondok adalah bagaimana berkontribusi dan menjadi faktor perubahan agar masyarakat dari yang awalnya kurang baik menjadi baik dan yang baik semakin sempurna lagi. (Foto: Dok NU Online)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan para santri harus mampu menjawab tuntutan zaman dan memberikan warna dalam kehidupan masyarakat demi terwujudnya tatanan masyarakat yang lebih baik.

 

Dalam acara halal bi halal virtual Keluarga Besar Ikatan Keluarga Alumni Tribakti (IKA-BAKTI) Kediri, Jawa Timur, Kamis (18/6), Kiai Said menegaskan untuk menjawab tuntutan zaman, santri perlu fokus memahami pelajaran-pelajaran agama yang diajarkan di pesantren dengan komprehensif.

 

"Selanjutnya ilmu yang telah didapatkan dari pesantren dikemas dan di-update sesuai dengan kebutuhan tuntutan zaman sekarang ini," kata Kiai Said.

 

Menurutnya, misi santri setelah pulang pondok adalah bagaimana berkontribusi dan menjadi faktor perubahan. Tujuannya agar masyarakat dari yang awalnya kurang baik menjadi baik dan yang baik semakin sempurna lagi.

 

"Selain itu, santri juga dituntut untuk bersiap-siap menghadapi zaman yang akan datang, supaya tidak gagap saat menghadapi perubahan itu," kata Kiai Said.

 

Menurut Kiai Said keluaran pesantren mampu menjadi agen-agen perubahan yang memberikan pengaruh positif dalam tatanan masyarakat secara ilmiah dan kebudayaan.

 

"Kita bersyukur dan bangga menjadi santri yang digembeleng dengan metode pembelajaran ala pesantren. Alhamdulillah sudah jelas dan dapat kita lihat peran dari keluaran-keluaran pesantren," bebernya.

 

Pihaknya menjelaskan bahwa santri harus peduli terhadap kondisi bangsa dan kreatif mengaktualisasikan ilmu yang dimilikinya. Hal tersebut selanjutanya menjadikan santri pembawa peradaban, kebudayaan, dan kemajuan bangsa bahkan dunia.

 

"Ketika keluar dari pesantren santri perlu memikirkan langkah ke depan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah dihapalnya seperti Alfiyah, Fatul Mu’in, Fathul Wahab, dan lain-lain, kemudian dikemas menjadi menarik," jelasnya.

 

Kiai Said mengingatkan agar para santri senantiasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah terpilih untuk menekuni ilmu agama. Hal tersebut harus dimanfaatkan betul oleh santri dengan menguasi ilmu agama seperti tafsir, hadits, fikih, usul fikih, nahwu, saraf, balaghah, dan lainnya.

 

Acara Halal bi Halal virtual dengan tema Menjalin Silaturahmi, Memperkaya Jaringan tersebut dihadiri secara virtual juga oleh Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) KH M Anwar Manshur, Rektor IAIT Lirboyo KH Kafabihi Mahrus, dan keluarga besar IKA-BAKTI.

 

Salah satu santri M Najmuddin mengaku selama ini mengamalkan ilmu-ilmu yang diperolehnya dari pondok pesantren. Hal tersebut selanjutnya digunakan sebagai bekal dalam berkhitmat kepada masyarakat dengan cara aktif di Nahdlatul Ulama (NU) melalui badan otonomnya.

 

"Santri harus tetap takdim sama kiai, dan memberi manfaat kepada banyak orang," kata Najmuddin.​​​​​​​

 

Kotributor: Mocahamd Ronji

Editor: Kendi Setiawan