Nasional

Kiai Said Sampaikan Pesan Pentingnya Penguatan Keaswajaan

Rab, 17 Juli 2019 | 11:30 WIB

Kiai Said Sampaikan Pesan Pentingnya Penguatan Keaswajaan

Ketum PBNU, KH Said Aqil Siroj, di Karanganyar, Jateng

Karanganyar, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj berpesan kepada jajaran pengurus NU di semua tingkatan untuk melakukan penguatan keaswajaan. Hal itu harus dilakukan mengingat tantangan NU ke depan semakin beragam, sehingga NU secara jamiyah maupun jamaah tetap solid.

"Kta harus berjuang sekuat tenaga, jangan sampai NU secara jamiyah maupun jamaah kebobolan, NU harus tetap solid, apalagi NU Karanganyar ditunjang dengan 13 kantor baru, itu kan sangat luar biasa, ujarnya di hadapan ribuan nahdliyin saat meresmikan 13 kantor baru NU di Karanganyar, Jawa Tengah, di Gedung Wanita Karanganyar, Selasa (16/7).

Dikatakan, penguatan keaswajaan penting dilakukan yang bertujuan untuk menambah semangat dan ghirah para pengurus baik NU ataupun banomnya dalam berjuang dan berkhidmah di Nahdlatul Ulama. 

"Allah menjadikan Rasulullah Muhammad SAW dan pengikutnya menjadi organisasi besar namanya umat, namun dalam sejarah dalam Al-Qur'an tidak ada namanya umatan Islamiyah atau umat islam adanya adalah Umatan Wasathan yakni umat yang keren, yang berwibawa, yang berkualitas, yang berperan, pemain, bukan penonton, bukan pinggiran artinya Allah mementingkan kualitas bukan formalitas," tandasnya.

Oleh karena itu lanjutnya, yang paling prinsip dalam agama Islam adalah sikap moderat dalam semua aspek, teologi, akidah, dan kepercayaan. Tidak boleh literal, liberal, dan tanpa kendali. "Kita ikut di Nahdlatul Ulama, ikut Mbah Hasyim Asy'ari, ikut Gusdur, ikut Imam Asyari Insyaallah sanadnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW," bebernya.
 
Dijelaskan Kiai Said, syariah kita harus menggabungkan antara Qur'an dan Hadits dan akal harus digabungkan kalau hanya Al-Qur'an dan Hadits saja tidak bisa, kalau akal saja ya tidak bisa. Karena belum  cukup Qur'an dan Hadits, akal harus dipakai. 

"Akal ada dua, akal yang ramai–ramai namanya Ijma’, akal yang individu namanya Qiyas yang ada sembilan. Contoh yang menjelaskan unsur dan komponen shalat itu bukan Qur'an bukan Hadits melainkan kesepakatan para ulama yaitu Ijma’ Ulama. Sebagai warga NU kita harus memegang Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas," tandas Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.

Kiai Said berpesan kepada Pengurus NU di Karanganyar yang hadir, semoga NU di Karanganyar semakin bangkit dan maju, jangan sampai ada kelaparan di Karanganyar, yang sakit harus bisa berobat dan buta huruf harus diberantas. Baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur. 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Karanganyar Khusaini Hasan kepada NU Online mengatakan, pesan-pesan penting dari Ketua Umum PBNU hendaknya menjadi oleh-oleh seluruh pengurus yang hadir untuk disampaikan kepada warga NU.

"Harapannya para pengurus yang hadir dapat menularkan ilmu yang diberikan oleh Kiai Said dan dapat menambah semangat berkhidmah di Nahdlatul Ulama sehingga NU di Karanganyar lebih maju dan berkembang lagi," pungkasnya. (Putri/Rosyidi/Muiz)