Nasional

Kutip Nasihat Habib Zein, Ketum PBNU: Ikhtiar Tidak Cocok dengan Takdir, Harus Ridho!

Sel, 26 Juli 2022 | 19:00 WIB

Kutip Nasihat Habib Zein, Ketum PBNU: Ikhtiar Tidak Cocok dengan Takdir, Harus Ridho!

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: UII)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf membagikan nasihat yang ia peroleh saat sowan kepada Alhabib Zein bin Ibrahim bin Smith. Nasihat yang ia terima yakni terkait ketetapan Allah swt.


Disampaikannya, jika ikhtiar yang dilakukan seseorang dalam menggapai suatu hal bertolak belakang dengan ketetapan Allah swt, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan rela dan menjalani ketetapan itu dengan ikhlas.


“Kalau kebetulan ikhtiar tidak cocok dengan takdir Allah, harus ridho,” terangnya saat mengisi Dialog Kebangsaan: Imaji Satu Abad Indonesia, di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta pada Selasa (26/7/2022).


Sebaliknya, jika seseorang mendapati usaha dan ikhtiarnya sesuai dengan ketetapan Allah, Gus Yahya berujar, orang tersebut patut bersyukur.


“Kalau orang itu ikhtiarnya cocok dengan pilihan Allah swt, berarti beruntung,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, rembang, Jawa Tengah itu.


Lebih lanjut ia mengisahkan, nasihat tersebut diperolehnya ketika sedang mendapati dirinya mengalami kecemasan berlebihan akan potensi konflik yang bertebaran di mana-mana.


“Saya baru sembuh dari ketakutan setelah ketemu dengan Habib Zain bin Ibrahim bin Smith Ba’alwi di Madinah,” ujar kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu.


Ia mengatakan, puncak kecemasannya pada saat itu membawanya berimajinasi bahwa segala konflik yang tengah terjadi merupakan tanda-tanda kiamat.


“Saya dulu sampai ketakutan dan putus asa. Jangan-jangan mau kiamat dunia ini. Saya wara-wiri ke sana kemari sejak 2011. Tapi, kalau kiamatnya karena kekacauan ini berarti kiamat tidak sesuai skenario,” terang Gus Yahya.


“Skenarionya kan ada Dajjal, Imam Mahdi, ini belum ada kok, sudah mau kiamat. Karena kekacauan dan potensi konflik di mana-mana,” imbuhnya.


Untuk itu, ia percaya bahwa Indonesia yang lebih baik dan lebih mulia tidak mungkin tercapai kecuali dengan turut memperjuangkan perdamaian dan peradaban dunia. Hal itu sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.


“Itulah ikhtiar kita memperjuangkan semua itu tak ada lain kita berserah diri kepada Allah,” pungkasnya.


Sebagai informasi, kegiatan tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Rektor UIN Sunan Kalijaga (2010-2014) Yogyakarta Prof Musa Asy'arie.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin