Nasional

Lafal Niat Puasa Muharram, Lengkap Arab, Latin, Terjemah, dan Keutamaannya

Rab, 19 Juli 2023 | 10:00 WIB

Lafal Niat Puasa Muharram, Lengkap Arab, Latin, Terjemah, dan Keutamaannya

Ilustrasi bulan Muharram. (Foto: Nu Online)

Jakarta, NU Online 

Menyambut tahun baru Islam 1445 H, Muslim di seluruh dunia dianjurkan untuk menjalani ibadah puasa dari hari pertama hingga kesepuluh bulan Muharram.


Hal ini sebagaimana dikutip dari Ustadz Ahmad Muntaha dalam artikel NU Online berjudul Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya pada Selasa (18/7/2023).


Adapun niat puasa Muharram ini adalah sebagai berikut.


نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ. 

Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.


Sementara itu, untuk hari kesembilan (tasu’a) dan kesepuluh (‘asyura) bulan Muharram, ada niat puasanya tersendiri, yakni sebagai berikut.

 

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ. 

Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”
 

Niat puasa Asyura secara lengkap:


   نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
 

Niat ini mulai boleh dilakukan pada malam hari saat esoknya berpuasa, yakni selepas Maghrib hingga menjelang fajar tiba.


Bagi yang tak sempat niat pada malam hari, masih diperbolehkan berpuasa dengan membaca niat yang sama sampai waktu Dzuhur tiba. Hal ini dengan catatan, selepas fajar sampai membaca niat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.


Setidaknya, ada lima keutamaan puasa Muharram. Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim. Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum. Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.
 

Keempat, khusus puasa hari Asyura, yakni pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Kelima, puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.