Nasional LITERASI DIGITAL

Langkah-langkah Memanfaatkan Era Literasi Digital agar Produktif Menulis

Kam, 28 Juli 2022 | 17:45 WIB

Langkah-langkah Memanfaatkan Era Literasi Digital agar Produktif Menulis

Seminar literasi digital di Yayasan Subulussalam, OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (28/7/2022).

OKU Timur, NU Online

Penulis Novel dan penyiar Radio RRI Lampung, Susan Susanti menjelaskan langkah-langkah memanfaatkan era literasi digital agar produktif untuk mempublikasikan karya tulis dan menghasilkan cuan.


Baginya, saat ini peluang memanfaatkan teknologi digital sangat terbuka. Ada 143,26 juta orang pengguna internet dari total 262 juta penduduk Indonesia. Artinya lebih dari separuh penduduk Indonesia memiliki ponsel dan terhubung ke internet secara langsung. 


"Kita harus bisa menggunakan handphone selain untuk komunikasi juga untuk dakwah dan menyebarkan informasi baik, menulis novel misalnya. Ada komunitas menulis yang bisa mendapatkan uang per bulan 52 juta dari aplikasi menulis," kata Susan saat acara literasi digital di Yayasan Subulussalam, OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (28/7/2022) yang digelar lembaga-lembaga PBNU dan Kemkominfo.


Menurutnya, penulis pemula dan muda harus mempelajari literasi digital lalu memanfaatkannya secara masif. Ia mencontohkan film Dear Nathan yang diambil dari web penulisan. 


Ada juga KKN di Desa Penari dengan penonton 9 juta yang bisa viral karena memanfaatkan media sosial bernama twitter.


"Kesuksesan KKN di Desa Penari berasal dari cuitan di Twitter oleh akun @simpleman hingga diangkat jadi novel dan film," jelas Santi.


Susanti menjelaskan secara detail langkah-langkah dalam memanfaatkan dunia digital untuk karya tulis, khususnya novel.


Caranya pertama, memposting novel. Hal ini bisa dilakukan di facebooknya, instagram, tiktok atau bisa juga dibuatkan cerita novel di YouTube. Ada juga aplikasi noice untuk berkarya dengan cara membaca halaman per halaman.


Cara kedua, pakai judul cerita yang menarik dan ingin tahu lalu gunakan tagar di media sosial. Untuk metode penulisan bisa menggunakan skema tiga babak atau metode 8 sequence.


"Kesuksesan novel Hati Suhita karena promosi di facebook. Mungkin ini bisa jadi gambaran bahwa tagar di media sosial sangat penting," tegasnya.


Langkah selanjutnya yaitu menentukan pangsa pasar, usia pembaca, cover menarik, isi sesuai premis, waktu posting yang gunakan waktu di sela-sela istirahat, tema yang nge-hits semisal cinta dan perselingkuhan.


Kemudian mulai menulis dari hal kecil, hal-hal yang disukai, hingga hal yang dikhayalkan. Sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Terpenting, masuk komunitas penulis, agar bisa lebih baik dan update ilmu menulis.


"Postinglah ceritamu di media sosial, harus percaya diri dan meskipun belum sempurna. Terpenting tidak berbau SARA, menghina seseorang. Jika tidak diposting maka tidak berkembang," pintanya


Sementara itu, staf khusus Bupati OKU Timur, Ma'mun Mukhid menjelaskan bahwa sosok santri harus bisa menciptakan sosial religius. Untuk menciptakan itu, santri perlu memiliki kemampuan menguasai teknologi digital. Harus menjadi subyek dari perubahan


"Maka perlu ada santri yang bisa memanfaatkan digital untuk mendapatkan nilai lebih, bersifat pendapatan. Santri harus berpikir besar. Mampu membaca peluang. Harus paham konten yang menarik," tandas dia.


Pewarta: Syarif Abdurrahman

Editor: Fathoni Ahmad