Nasional

Lantik PCNU Cirebon, Ketua PBNU: Maksimalkan Momentum Mobilitas Vertikal Warga NU

Sab, 24 September 2022 | 17:15 WIB

Lantik PCNU Cirebon, Ketua PBNU: Maksimalkan Momentum Mobilitas Vertikal Warga NU

Ketua PBNU, Prof Mohammad Mukri saat melantik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2022). (Foto: NU Online)

Cirebon, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Mohammad Mukri menyebut bahwa saat ini warga NU sedang mengalami kondisi yang ia sebut sebagai mobilitas vertikal. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkat dan beragamnya profesi warga NU di berbagai sektor kehidupan. Menurutnya, ini menjadi potensi yang sangat baik di tengah-tengah bonus demografi yang akan dialami oleh Indonesia.


Dengan beragamnya profesi serta tingkat pendidikan warga NU ini diharapkan mampu meningkatkan performa jamiyyah Nahdlatul Ulama dalam mewujudkan kemaslahatan negara, bangsa, dan agama. Performa ini bisa terwujud dan lebih terasa dengan memaksimalkan sumberdaya dan tata kelola perkumpulan yang lebih profesional dan terarah.


"Dengan beragam dan berkualitasnya SDM warga NU harus menjadi potensi besar dengan langkah menjamiyyahkan jamaah. Mari maksimalkan momentum mobilitas vertikal warga NU ini," katanya kepada NU Online di sela-sela pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2022).


Langkah dalam menjamiyyahkan jamiyyah ini juga sudah disuarakan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dengan gagasan mewujudkan tata laksana governing (pemerintahan) di NU. Sistem pengelolaan perkumpulan NU seperti pemerintahan ini akan menyediakan dan memberikan pelayanan terkait kebutuhan yang diperlukan oleh rakyat dalam hal ini warga NU.


Dalam sistem pemerintahan perkumpulan NU ini juga menggali potensi-potensi sumber daya yang dimiliki dan kemudian didistribusikan kembali kepada rakyat. Dalam hal ini NU membuat aturan-aturan agar layanan yang diberikan oleh warga NU dapat dirasakan secara adil, terbuka, dan transparan. 


"Dengan adanya pengelolaan yang terpola menjamiyyahkan jamaah seperti ini maka diharapkan juga tujuan utama didirikannya Nahdlatul Ulama bisa terus diperkuat yakni mempertahankan paham dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah," katanya pada pelantikan yang dilaksanakan di Paseban Keramat Sunan Gunungjati Cirebon, Jawa Barat.
 

Pada kesempatan tersebut, Prof Mukri juga menyampaikan pentingnya memperkuat trilogi ukhuwah yang dicetuskan oleh KH Ahmad Shiddiq. Konsep trilogi ukhuwah ini dibangun di atas pandangan NU tentang pola keterpaduan tata hubungan dengan sesama manusia .


Trilogi ukhuwah tersebut yakni ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Ketiga ukhuwah ini bukan hal yang dipertentangkan namun merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan kemaslahatan dalam beragama, bernegara, dan menjaga hubungan baik dengan sesama umat Islam dan warga negara Indonesia lainnya.


"Dalam hal ini, ukhuwah basyariyah memiliki peran yang signifikan karena menunjang ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah. Agar persatuan umat dalam bingkai agama Islam dan warga negara dalam bingkai NKRI bisa berjalan dengan baik maka perlu persatuan antarmanusia," ungkapnya.


Konsep ukhuwah basyariyah ini menjadi sangat penting di tengah kebinekaan Indonesia. Hal ini juga sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Hujarat ayat 13 yang mengingatkan tentang tujuan diciptakannya manusia dengan berbagai suku dan bangsa.


"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa," pungkasnya mengutip terjemah ayat tersebut.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan