Nasional LITERASI DIGITAL

Literasi Digital Menjadikan Manusia Berkualitas dalam Berinternet

Kam, 18 Agustus 2022 | 15:30 WIB

Literasi Digital Menjadikan Manusia Berkualitas dalam Berinternet

seminar Literasi Digital dengan tema Literasi Digital Untuk Mengisi Kemerdekaan Menguatkan Jati Diri Bangsa di Pondok Pesantren Dzikrul Ghofilin Balapulang Tegal, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2022).

Tegal, NU Online

Informasi yang masuk melalui dunia digital secara tidak langsung akan mempengaruhi action, action akan mempengaruhi kebiasaan kita, dan kebiasaan akan membentuk karakter. Maka dengan literasi digital termasuk di dalamnya digital ethics, digital skills, dan digital culture maka akan menjadikan manusia berkualitas dalam berinternet.


Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LD PCNU) Kabupaten Tegal, Gus H. M. Aqib Malik saat seminar Literasi Digital dengan tema Literasi Digital Untuk Mengisi Kemerdekaan Menguatkan Jati Diri Bangsa di Pondok Pesantren Dzikrul Ghofilin Balapulang Tegal, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2022).


"Harus diingat kehidupan kita tidak bisa dilepaskan dengan apa yang disebut sebagai dunia digital. Itu lantas harus bisa memahaminya, supaya bisa menjadi manusia yang cakap digital tentunya dalam konteks era saat ini menjadi manusia yang berkualitas," ujar Gus Aqib sapaan akrabnya.


Menurutnya dengan keanekaragaman yang dimiliki oleh Indonesia, maka penting untuk cakap digital. Hal ini dikarenakan ruang publik bukan hanya pada ranah-ranah yang sifatnya langsung saja, tetapi juga dunia maya.


"Ruang digital saat ini merupakan bagian dari ruang publik, dan ruang peradaban juga. Indonesia akan maju atau tidak, peradaban sebuah bangsa akan maju atau tidak kalau interaksi, dan juga komunikasi antar sesama warga bangsanya baik, dan itu positif atau negatif. Dan ruang digital menjadi hal yang sangat penting sekali," imbuh pria yang juga merupakan Direktur Al Maliki Center.


Ia menegaskan untuk mewujudkan skill atau keterampilan di dunia digital perlu adanya partisipasi, kolaborasi, dan juga komunikasi.


Sementara itu Akademisi, H. A. Saiful Bahri mengungkapkan bahwa literasi digital juga memiliki peran penting dalam manajemen organisasi.


"Pertama adalah pemecahan masalah, ketika kita itu sudah menguasai digital maka apa? permasalahan-permasalahan teknis dalam kehidupan itu sangat bisa kita kuasai, sangat bisa kita selesaikan" ungkapnya.


Kedua, kemampuan literasi digital untuk komunikasi. Ketiga, kemampuan literasi digital untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.


"Banyak sekali orang yang mampu mendapatkan informasi dari dunia maya. Baik inspirasi akademik, maupun inspirasi yang lain,  bisnis juga begitu. Keempat, dapat berkolaborasi dengan kelompok. Ini harus dipahami betul bahwa di dunia maya kita tidak sendiri, dan perlu dimanfaatkan betul," jelasnya.


Lebih lanjut dirinya berpesan agar para santri ketika memasuki dunia digital, harus bisa untuk mewarnainya. Maka dari itu harus  mau untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, inovatif untuk kompetensi digital.


Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Sholeh Sofyan ia mengingatkan kepada para santri untuk memanfaatkan media sosial sebagai penguat jaringan dakwah.


"Dakwah itu adalah menyampaikan yang baik, ada pesan-pesan kebaikan dalam beragama di masyarakat. Sampaikan yang anda tahu, dan yang anda bisa, jangan berani menyampaikan yang tidak tahu. Makanya kalau anda ingin menyebarkan ceramah-ceramah, pesan-pesan agama kuasai literasi digital," ujarnya.


Ia menyebutkan bahwa dalam bermedia sosial ada sepuluh etika dalam bermedia sosial yaitu: mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusikan, mengevaluasi, mendistribusikan, memahami, memproduksi, berpartisipasi.


"Empat kesadaran yang harus dimiliki netizen. Kesadaran berbuat baik. Yang kedua integritas. Ketiga, jangan sampai gara-gara bermain internet anda menjadi orang yang rendah dan direndahkan oleh etika atau oleh norma agama. Yang keempat ada tanggung jawab, tanggung jawab dunia dan tanggung jawab akhirat," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad