Nasional LITERASI DIGITAL

Literasi Digital Penting untuk Penguatan Dakwah Generasi Milenial

Jum, 22 Juli 2022 | 19:45 WIB

Literasi Digital Penting untuk Penguatan Dakwah Generasi Milenial

Sosialisai Literasi Digital kerja sama antara Kominfo dan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), Jumat (22/7/22).

Jakarta, NU Online

Ketua Yayasan Insan Kamil Assalafiyah I, Sukabumi, KH Lilip Abdul Kholik menilai literasi digital penting untuk penguatan dakwah terhadap generasi milenial. Pengaruh kemajuan zaman dapat dirasakan oleh setiap individu di dunia.Tak terkecuali pesantren dan santrinya.


“Media digital di era banjir informasi kini tentu perlu kita optimalkan untuk kepentingan dakwah kita,” katanya dalam kegiatan Sosialisai Literasi Digital kerja sama antara Kominfo dan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), Jumat (22/7/22).


Menurutnya, banyak cara untuk melakukan dakwah di era digital ini, lewat tulisan, audio (podcast), bahkan Youtube dapat menjadi media dakwah. Lewat media tersebutlah, penyebaran informasi terjadi.


“Nah, berangkat dari ini maka dakwah harus mempunyai konsep, dengan cara lisan di zoom atau bertemu langsung, dengan tulisan contohnya membuat jurnal, bahkan lewat transfer. Transfer data,” tuturnya.


Karena, bagi Lilip, kaum santri milenial tidak hanya dituntut untuk mampu menguasai ilmu-ilmu agama saja, namun juga perlu menyeimbangkan dengan ilmu-ilmu lain, salah satunya perkembangan teknologi informasi (IT).


“Kecakapan terhadap ilmu digital ini tujuannya untuk mengoptimalkan dakwah di media digital. Apalagi di zaman sekarang pemuda-pemudi pengguna internet terus meningkat,” terang dia.


Dia juga mengungkapkan bahwa santri yang cakap digital memiliki banyak peluang dalam menyebarkan kebaikan. Salah satunya dengan mewujudkan media dakwah Islam rahmatan lil alamin lewat konten-konten yang variatif dan inovatif.


“Dakwah di media digital itu kan segmentasinya lebih luas. Jadi, konten-kontennya juga harus variatif,” jelas dia.


Hal itu dibenarkan oleh Direktur Pusat Studi Pesantren, Achmad Ubaidillah. Ia mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia tahun 2021 mencapai 202,6 juta atau 73,7 persen dari total penduduk 275,77 juta jiwa.


“Ini angka yang sangat fantastis. Sehingga pemerintah berani mengatakan, hari ini kita hidup di ekosistem digital,” kata Ubaidillah yang saat ini mengelola Pesantren Al-Falak Pagentongan, Loji, Kota Bogor.


Sayangnya, dari jumlah tersebut beberapa situs wesbite yang unggul bukanlah dari kalangan pesantren maupun organisasi masyarakat Islam. Menurutnya, ini merupakan PR besar bagi generasi-generasi santri saat ini.


“Dari survei Alexa 10 website terpopuler tidak lahir dari komunitas pesantren atau ormas keagamaan. Jadi jelas ini merupakan PR besar,” ujar Ubaidillah.


Maka dari itu, ia berpesan kepada para santri untuk dapat memanfaatkan media digital secara maksimal. “Media sosial harus kita manfaatkan dengan sangat baik,” ucap pendiri iqra.id itu.


Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad