Nasional

Logika Berpikir Matematis Barat Meniru Islam

Ahad, 28 September 2014 | 04:10 WIB

Jakarta, NU Online
Ketika membandingkan tentang logika berpikir antara orang Barat dan orang Islam, peneliti sejarah Islam Nusantara, Agus Sunyoto menyampaikan bahwa logika berpikir Barat lebih cenderung bersumber pada hal-hal materialistik atau bendawi.
<>
"Kita lihat logika berpikir Barat dari angka. Munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0 itu niru angka Arab pada Abad pertengahan, sebelumnya I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. Logika berpikir Eropa itu hanya sampai pada angka V, kelipatan V, kelipatan V, angka X itu dua V yang digabungkan dan dibalik satunya jadinya X,” terang Agus Sunyoto di hadapan Mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta Kelas Ciganjur, Jumat (26/9).

Menurut Agus Sunyoto, penulisan angka itu merupakan bentuk internalisasi dari logika berpikir yang mengedepankan alam material atau bendawi.

“Kenapa? Sebelumnya orang Eropa itu asumsinya terbatas, jadi angka I contohnya lidi-nya satu, angka II lidi-nya dua, angka III lidi-nya tiga, angka IV lidi-nya satu sebelum angka V, angka VI lidinya satu setelah angka V dan seterusnya, makanya dulu itu tidak ada perkalian dan pembagian, mereka hanya punya simbol tambah (+) dan kurang (-).”

“Anda bisa membayangkan bagaimana ngitung perkalian dan pembagian menggunakan angka Romawi,” tambah Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) itu.

Penulis buku “Atlas Wali Songo” itu pun menyebutkan bahwa angka Romawi tidak mempunyai angka 0, selain itu jika dibandingkan antara angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0 dengan angka ١, ٢, ٣, ٤, ٥, ٦, ٧, ٨, ٩, dan ٠ ternyata mempunyai kemiripan.

Walaupun logika berpikir Arab bisa mengubah logika berpikir Barat dalam hal angka, tambah Agus, namun tidak demikian dengan sebaliknya. Sebab dalam pemikiran Arab angka yang besar itu ada disebelah kiri, sementara angka romawi sebaliknya, dengan demikian angka yang di sebelah kiri lebih besar dari angka yang ada di sebelah kanan, contohnya adalah angka 9001 itu lebih besar dari angka 1009.

“Ini saya diberi tahu sama teman yang ngambil kuliah Pascasarjana di Amerika, ternyata logika berpikir matematis ini tidak bisa diubah karena sudah berkembang di dunia,” pungkasnya. (Aiz Luthfi/Mahbib)