Nasional KONGRES IPNU IPPNU

Mahfud MD Ingin Masa Tuanya Melihat Pelajar NU Jadi Presiden

Jum, 12 Agustus 2022 | 22:00 WIB

Mahfud MD Ingin Masa Tuanya Melihat Pelajar NU Jadi Presiden

Mahfud MD saat menyampaikan sambutan dan membuka secara resmi Kongres XX IPNU dan Kongres XIX IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (12/8/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menantikan kiprah pelajar NU menjadi presiden di masa Indonesia Emas pada tahun 2045.


"Kita yang sudah lebih tua akan melihat, inilah yang dulu kongres di Pondok Gede pada tahun 2022, sudah ada yang jadi presiden di tahun 2045," ujar Mahfud saat membuka Kongres XX Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Kongres XIX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, pada Jumat (12/8/2022). 


Dalam menyongsong Indonesia Emas pada 2045 itu, Mahfud mengajak kader IPNU dan IPPNU untuk menguatkan komitmen membangun Indonesia berdasarkan ideologi Pancasila yang sudah sangat final. Ia menjelaskan tentang wajah Indonesia maju pada 2045. Wajah tersebut akan terlihat ketika Indonesia sudah benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. 


Secara ekonomi, katanya, kemajuan Indonesia ditandai dengan kelayakan hidup warganya di atas rata-rata, yakni berpendapatan 24 US Dollar per kapita. Pada 2045, Indonesia akan menjadi lima kekuatan besar dunia. 

 
"Indonesia kalau tidak di nomor 4, nomor 5. Sekarang sedang menuju urutan ketujuh sampai 2031," jelas Mahfud. 


Republik Rakyat Tiongkok akan menjadi nomor satu, disusul India, Amerika, Indonesia, dan Jepang. "Atau kalau Jepang bisa laju lebih cepat, maka Jepang empat, Indonesia nomor lima. Tidak akan bergeser dari situ," katanya.


Mahfud lantas mengajak seluruh kader IPNU IPPNU untuk bersama-sama mampu melakukan gerakan kemajuan bagi Indonesia. Terlebih, menurut Mahfud, dengan demokrasi yang berjalan saat ini telah banyak tokoh NU yang berperan di berbagai lapangan kehidupan.    


Ia menegaskan, orang-orang NU itu banyak yang memiliki sikap tawadhu atau rendah hati, tetapi pintar-pintar. Salah satunya adalah Ainun Najib. Seorang anak muda yang tawadhu, tetapi kini telah berhasil menjadi pakar IT yang bekerja di Singapura. 


Dijelaskan Mahfud, Ainun Najib itu hanya lulusan sekolah NU di Gresik. Kemudian karena keahliannya, membuat platform kawal pemilu sehingga kecurangan-kecurangan dalam pesta demokrasi akan bisa diketahui. Platform tersebut akhirnya dipakai oleh lembaga-lembaga kredibel untuk menghitung hasil pemilu.  


"Jadi, kita punya ratusan ribu orang yang bisa dipersiapkan dan bisa menjadi jutaan kalau itu diproyeksikan untuk tahun 2045," pungkas Mahfud.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF