Jakarta, NU Online
Majelis Hukama Muslimin (MHM) resmi membuka kantor cabang baru di Jakarta, Indonesia. Peresmian dihadiri oleh para ulama, pemangku kebijakan, pemuka agama-agama, cendekiawan, serta sejumlah perwakilan duta besar negara sahabat.
Peresmian yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki sekaligus membuka Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara 2023 yang berlangsung di Hotel The Ritz Carlton, Rabu (4/10/2023).
Pembukaan kantor cabang MHM di Indonesia bukanlah tanpa alasan. Sekretaris Jenderal MHM Konselor Abdelsalam mengatakan, dengan jumlah populasi Muslim Indonesia yang amat besar, menjadikan Indonesia sebagai miniatur kehidupan masyarakat Muslim dunia. Hal ini cukup mendasari pertimbangan untuk membuka cabang di Indonesia.
"Di Indonesia, terdapat kehidupan yang toleran di antara berbagai suku dan agama. Hidup berdampingan dengan damai. Kami berpikir, tidak ada pilihan lain untuk membuka kantor cabang MHM Asia Tenggara kecuali di Indonesia," kata dia dalam konferensi pers.
Menjadi replika umat Islam dunia, ia menilai sudah saatnya masyarakat dunia mempelajari praktik-praktik hidup bertoleransi dari Indonesia. “Dunia perlu belajar dari Indonesia tentang toleransi," ucapnya.
Selepas peresmian, acara dilanjut dengan konferensi internasional tingkat Asia Tenggara 2023. Konferensi internasional ini mengambil tema Menghidupkan Kembali Nilai-Nilai Keagamaan dan Budaya Lokal dalam Mengatasi Perubahan Iklim untuk Pelestarian Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan.
Acara ini mengundang 150 tokoh agama yang terdiri dari 100 tokoh agama asal Indonesia, 50 tokoh agama ASEAN, termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA).
Turut dihadiri dalam konferensi ini pendiri dan anggota MHM Prof Quraish Shihab, Sekjen MHM Mohamed Abdelsalam, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Menteri Agama Periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, Komite Eksekutif MHM TGB Muhammad Zainul Majdi, dan para duta besar negara sahabat.
Dalam sambutannya, Prof Quraish Shihab mengatakan, pentingnya ilmu pengetahuan sejalan dengan ajaran agama. Hal ini diyakini dapat mendorong keberlangsungan lingkungan tetap terjaga dan mampu memudahkan aktivitas manusia.
“Memang dewasa ini tidak jarang terasa bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tetapi melahirkan kemudahan dan kenyamanan bagi umat manusia, kendati demikian namun dalam saat yang sama, tidak jarang mengakibatkan bencana bagi manusia dan lingkungannya," ucap dia.
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Prof Kamaruddin Amin Terpilih sebagai Ketua Umum PP ISNU 2024-2029
3
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
4
Inti Ajaran Islam, Tasawuf Jadi Pelita Masyarakat menuju Makrifat
5
Ketua PBNU Ingatkan Kader NU Harus Miliki 4 Karakter Berikut
6
Khutbah Nikah: Menjaga Kehormatan dalam Ikatan Pernikahan
Terkini
Lihat Semua